TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mudik Nyaman dan Aman, Waspadai Kecepatan Kendaraan Saat di Tol Cipali

Beberapa titik jalan ada yang bergelombang

IDN Times/Debbie Sutrisno

Bandung, IDN Times - Mudik menggunakan kendaraan pribadi khususnya roda empat sudah menjadi hal lumrah masyarakat Ibu Kota Jakarta dan sekitarnya untuk pulang ke kampung halaman. Meski mudik dengan kendaraan pribadi kerap melelahkan tapi itu bukan hambatan. Mudik nyatanya tetap menjadi tradisi yang sayang untuk dilewatkan setiap Lebaran.

Keberadaan akses jalan Tol Trans-Jawa jelas semakin mempermudah para pemudik untuk pulang bersama keluarga dalam satu kendaraan. Dengan akses yang semakin nyaman, maka penggunaan akses darat melalui jalan tol diproyeksi bakal meningkat tajam.

Salah satu ruas Tol Trans-Jawa yang akan ramai oleh pemudik adalah Cikopo-Palimanan atau akrab disebut Cipali. Ruas tol sepanjang 116 kilometer (km) ini menghubungkan masyarakat dari Jakarta menuju Kota Cirebon dan sekitarnya.

Pekan lalu IDN Times mencoba menjajal fasilitas tol ini dengan akses awal dari pintu Tol Pasteur, Bandung. Sebelum masuk Tol Cipali, kendaraan terlebih dahulu harus melewati dua pintu tol, yakni pintu tol Purbaleunyi arah Cikampek dan pintu Gerbang Tol Cikampek I. Gerbang tol ini merupakan pemindahan dari gerbang tol Cikarang Utama yang sengaja dibongkar untuk meminimalisir kemacetan di sekitar ruas tol tersebut.

1. Jalanan cukup bergelombang dan minim pembatas jalan

IDN Times/Debbie Sutrisno

Tol Cipali memang menjadi akses paling ideal untuk para pemudik. Tanpa kehadiran tol ini masyarakat yang menggunakan kendaraan roda empat atau bus hanya keluar pintu tol Cikampek. Mulai dari sini kendaraan harus masuk ke jalan raya pantai utara (pantura) yang tidak terlalu luas dan berhimpitan dengan kendaraan roda dua. Alhasil kendaraan harus berjalan pelan.

Namun, dibalik akses tol Cipali yang memudahkan para pemudik menuju daerah Jawa Tengah, fasilitas ini masih memiliki beberapa kekurangan dan harus diwaspadai para pengemudi. Misalnya, jalan yang cukup bergelombang.

Selama mencoba akses tol ini, mayoritas jalan merupakan beton dan hanya sedikit jalan yang dilapisi aspal hitam. Jika ada, itu pun digunakan untuk menutupi jalan berlubang. Dan hasil perbaikan tidak seutuhnya baik karena antara jalan yang diperbaiki dan jalanan di sekitarnya justru tetap bergelombang.

Baca Juga: 10 Kuliner Nganjuk yang Siap Menggoda Selera Para Pemudik, Apa Saja?

2. Sepekan arus mudik Lebaran, masih ada pekerjaan perbaikan jalan

IDN Times/Debbie Sutrisno

Mendekati masa mudik Lebaran yang biasanya ramai mulai H-7, sejumlah petugas berupaya memperbaiki fasilitas di Tol Cipali seperti perbaikan aspal hingga pengecetan marka jalan. Langkah ini dilakukan demi memberikan kenyamanan kepada seluruh pengguna kendaraan.

Untuk perbaikan jalan di sepanjang Tol Cipali dilakukan di beberapa titik seperti Km 120 arah Cirebon dan Bandung, Km 124 arah Cirebon, rest area Km 130, Km 154, Km 154, dan Km 195. Perbaikan setiap titik dipastikan tidak akan memakan waktu sekitar satu jam sehingga bisa jalanan sekitar Km ini tidak akan mengalami macet panjang.

IDN Times/Debbie Sutrisno

Selain pengaspalan, para petugas juga tengah melakukan pengecetan marka di pinggir jalan karena catnya mulai pudar. Pengecetan dilakukan di Km 115, 118, 133 dan 150 arah Bandung.

3. Waspada jalan tol yang bergelombang

TERBALIK. Sebuah mobil terbalik di kilometer 153 tol Cipali. Foto dari Twitter @NTMCLantasPolri

Salah seorang supir yang kerap menggunakan jalan tol ini, Jaenal, menuturkan, keberadaan Tol Cipali memang mempersingkat waktu dan akan berdampak bagi saat digunakan mudik oleh masyarakat. Sayangnya jalan yang bergelombang bisa menjadi salah satu faktor kecelakaan kerap terjadi di Tol Cipali.

"Udah jalannya lurus jadi kadang suka gak kerasa pas kebut kan. Jadi pas ada gelombang itu bahaya ke kendaraan," ujar Jaenal.

Untuk mengantisipasi kelelahan di jalan tol, Jaenal mengimbau para pengemudi tidak bepergian pada malam hari. Rasa kantuk di malam hari akan lebih terasa dan membuat aktivitas berkendara lebih berbahaya.

Yang harus lebih diwaspadai adalah tidak adanya pembatas jalan antara ruas yang kanan dan kiri. Sehingga ketika ada mobil oleng, kendaraan ini bisa langsung menyeberang ke ruas yang lain dan itu lebih berbahaya karena bisa langsung bertubrukan dengan kendaraan lain yang tengah melaju kencang.

"Pokoknya yang pakai Cipali harus ekstra hati-hati," ujarnya.

Baca Juga: Tol Trans Jawa Rampung, Pemudik Jatim Diperkirakan Meningkat 3 persen

Baca Juga: Biar Mudikmu Hebat, Yuk Mampir ke POS REHAT Pos Indonesia Terdekat!

Berita Terkini Lainnya