Mudik Nyaman dan Aman, Waspadai Kecepatan Kendaraan Saat di Tol Cipali
Beberapa titik jalan ada yang bergelombang
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times - Mudik menggunakan kendaraan pribadi khususnya roda empat sudah menjadi hal lumrah masyarakat Ibu Kota Jakarta dan sekitarnya untuk pulang ke kampung halaman. Meski mudik dengan kendaraan pribadi kerap melelahkan tapi itu bukan hambatan. Mudik nyatanya tetap menjadi tradisi yang sayang untuk dilewatkan setiap Lebaran.
Keberadaan akses jalan Tol Trans-Jawa jelas semakin mempermudah para pemudik untuk pulang bersama keluarga dalam satu kendaraan. Dengan akses yang semakin nyaman, maka penggunaan akses darat melalui jalan tol diproyeksi bakal meningkat tajam.
Salah satu ruas Tol Trans-Jawa yang akan ramai oleh pemudik adalah Cikopo-Palimanan atau akrab disebut Cipali. Ruas tol sepanjang 116 kilometer (km) ini menghubungkan masyarakat dari Jakarta menuju Kota Cirebon dan sekitarnya.
Pekan lalu IDN Times mencoba menjajal fasilitas tol ini dengan akses awal dari pintu Tol Pasteur, Bandung. Sebelum masuk Tol Cipali, kendaraan terlebih dahulu harus melewati dua pintu tol, yakni pintu tol Purbaleunyi arah Cikampek dan pintu Gerbang Tol Cikampek I. Gerbang tol ini merupakan pemindahan dari gerbang tol Cikarang Utama yang sengaja dibongkar untuk meminimalisir kemacetan di sekitar ruas tol tersebut.
1. Jalanan cukup bergelombang dan minim pembatas jalan
Tol Cipali memang menjadi akses paling ideal untuk para pemudik. Tanpa kehadiran tol ini masyarakat yang menggunakan kendaraan roda empat atau bus hanya keluar pintu tol Cikampek. Mulai dari sini kendaraan harus masuk ke jalan raya pantai utara (pantura) yang tidak terlalu luas dan berhimpitan dengan kendaraan roda dua. Alhasil kendaraan harus berjalan pelan.
Namun, dibalik akses tol Cipali yang memudahkan para pemudik menuju daerah Jawa Tengah, fasilitas ini masih memiliki beberapa kekurangan dan harus diwaspadai para pengemudi. Misalnya, jalan yang cukup bergelombang.
Selama mencoba akses tol ini, mayoritas jalan merupakan beton dan hanya sedikit jalan yang dilapisi aspal hitam. Jika ada, itu pun digunakan untuk menutupi jalan berlubang. Dan hasil perbaikan tidak seutuhnya baik karena antara jalan yang diperbaiki dan jalanan di sekitarnya justru tetap bergelombang.
Baca Juga: 10 Kuliner Nganjuk yang Siap Menggoda Selera Para Pemudik, Apa Saja?
Baca Juga: Tol Trans Jawa Rampung, Pemudik Jatim Diperkirakan Meningkat 3 persen
Baca Juga: Biar Mudikmu Hebat, Yuk Mampir ke POS REHAT Pos Indonesia Terdekat!