TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Miris! Satu SMP di Bandung Hanya Miliki 3 Ruangan Sempit untuk Belajar

Sekolah ini sudah ada sejak tahun 90-an

IDN Times/Debbie Sutrisno

Bandung, IDN Times - Miris! Sebuah sekolah menengah pertama (SMP) di Kota Bandung hanya mempunyai bangunan yang kurang layak. Tidak hanya itu, SMP ini juga menumpang di sekolah dasar (SD) Neglasari 205. Para siswa belajar di ruangan bersekat bekas ruang penjaga sekolah.

Sekolah itu adalah SMP 6 PGRI Kota Bandung. Terletak di sudut bangunan SD Neglasari 205, siswa SMP 6 PGRI ini masuk pada siang hari. Tiga ruangan yang dipisahkan penyekat jadi tempat belajar siswa kelas 7, 8, dan 9. Ruangan kelas 9 menjadi yang paling kecil hanya 2x3 meter.

Kepala Sekolah SMP PGRI 6 Bandung, Wihnati Cahyoni mengatakan, sekolah ini sudah ada sejak tahun 90-an. Sejak dia mengajar pertama kali pada 1994, sekolah ini sudah berdiri.

Bedanya dulu ruangan kelas siswa menumpang di SD Neglasari 205 untuk belajar. Namun, sejak 2018 mereka harus pindah ke bangunan kecil di sudut sekolah karena siswa SD belajar hingga pukul 15.00 WIB.

"Tidak mungkin kami harus sekolah masuk jam 3 dan keluar 8 malam. Jadi mau tidak mau kami pindah ke rumah ini," ujar Wihanti ketika berbincang dengan wartawan, Jumat (5/8/2022).

1. Hanya punya 30 murid yang belajar

IDN Times/Debbie Sutrisno

Saat ini, SMP PGRI 6 Bandung mempunyai 30 siswa dari tiga tingkatan. Kelas 7 ada 14 siswa, kelas 8 ada 8 siswa, dan kelas 9 ada 8 siswa ada 8 orang. Kelas 7 karena jumlahnya terbanyak sekarang menempati ruangan yang berukuran 6x5 meter. Sedangkan kelas 8 ukuran ruangannya 3x5 meter.

Untuk ruangan kelas 8 pun harus bergabung dengan ruangan kepala sekolah tanpa sekat. Luas lahan yang hanya 270 meter persegi ini pun harus berbagi dengan tempat penyimpanan barang-barang kebutuhan siswa seperti buku, alat angklung, hingga ruangan tata usaha.

Kondisi seperti ini jelas tidak sangat kondusif bagi para siswa untuk belajar. Namun, karena tidak ada bantuan dari dinas dan yayasan maka siswa harus belajar seadanya.

"Ada kelas yang pintu masuk berhadapan langsung dengan toilet. Ruangannya kami memang tidak besar jadi susah untuk belajar dengan kondusif," kata dia.

2. Sempat belajar tanpa meja dan kursi

IDN Times/Debbie Sutrisno

Menurutnya, kondisi sekarang sudah lebih baik dibandingkan sebelumnya di mana siswa belajar menggunakan alas saja. Karena tidak bisa menggunakan kelas SD Neglasari, siswa terpaksa pindah ruangan dan belajar seadanya tanpa meja dan kursi.

Barulah setelah ada beberapa kepala sekolah di PGRI lain datang dan mengetahui kondisi itu, barulah ada bantuan meja dan kursi. "Kami sangat beruntung ada bantuan ini. Karena kasihan liat siswa belajar di bawah pakai alas seadanya," ujarnya.

Dengan kondisi yang serba kurang ini, Yoni dan 9 guru yang mengajar tidak bersedih. Mereka merasa bahwa SMP PGRI 9 ini menjadi jalan keluar anak-anak di sekitar Sadang Serang, Kecamatan Coblong, untuk menuntut ilmu ketika tidak masuk ke sekolah manapun.

Bahkan, anak yang sebelumnya enggan belajar coba diajak untuk bisa menimba ilmu di SMP ini. Mereka mayoritas datang dari keluarga kurang mampu maupun yang memiliki masalah di rumahnya.

Berita Terkini Lainnya