TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kasus Perundungan Siswa SMP di Bandung Masuk Tahap Gelar Perkara

Dua korban enggan damai atas kasus ini

Ilustrasi pengeroyokan (IDN Times/Mardya Shakti)

Bandung, IDN Times - Polisi bakal melakukan gelar perkara terkait kasus perundungan yang dilakukan oleh belasan remaja terhadap dua orang siswa SMP pada Jumat (2/6/2023). Gelar perkara dilakukan untuk menentukan apakah kasus tersebut masuk ke tahap penyidikan dan menentukan status para pelaku.

"Status, sebentar lagi kita akan gelar (perkara) ke tingkat sidik," ucap Kasatreskrim Polrestabes Bandung AKBP Agah Sanjaya di Mapolrestabes Bandung, Senin (12/6/2023).

Menurutnya, proses pemeriksaan dan proses-proses lainnya masih berlangsung terkait kasus perundungan tersebut. Namun, petugas sendiri mengedepankan prinsip ultimum remedium dalam kasus yang melibatkan anak.

"Kalau kita merunut kepada undang-undang sistem peradilan anak kita harus mengutamakan ultimum remedium bahwa hukum sebagai upaya terakhir," jelas dia.

1. Kordinasi dengan lembaga terkait

Ilustrasi kekerasan pada anak (IDN Times/Sukma Shakti)

Agah mengaku akan berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait termasuk berencana melibatkan pekerja sosial profesional dan badan pemasyarakat (bapas). Mereka akan diminta pendapat dan rekomendasi dalam kasus perundingan.

"Nanti akan seperti apa, akan kita melibatkan pekerja sosial profesional, melibatkan Bapas. Kami minta rekomendasi seperti apa nanti. Sekarang masih dilakukan pemeriksaan saksi dan lainnya," kata dia.

Terkait dengan upaya perdamaian, ia mengaku belum melakukan pembahasan ke arah tersebut. Saat ini para pelaku dikembalikan sementara kepada orangtua mereka.

2. Pemkot prihatin atas kasus ini

Sekda Kota Bandung Ema Sumarna. IDN Times/Humas Bandung

Sementara itu, Pelaksana harian (Plh) Wali Kota Bandung Ema Sumarna menuturkan, dia akan mengumpulkan semua kepala sekolah dan mengundang pemerhati pendidikan atas kasus perundungan yang terjadi. Dia menilai saat ini dunia pendidikan sedang gawat karena banyaknya kasus serupa.

"Kami prihatin dengan kejadian perundungan kemarin, karena dulu di zamqn saya sekolah dasar tidak ada peristiwa-peristiwa seperti ini," papar Ema.

Menurutnya, perundungan atau pengeroyokan seharusnya tidak terjadi di kalangan sekolah. Persoalan ini bisa jadi karena perkembangan teknologi termasuk penggunaan gawai.

"Gadget bisa saja menjadi faktor-faktor pengaruh, karena meluasnya informasi itu pun kan dari gadget itu sendiri," ungka Ema.

Baca Juga: Perangi Perundungan, Jawa Barat Punya Beberapa Program Anti Bully

Berita Terkini Lainnya