Demo di Depan Gedung Sate, Ribuan Buruh di Jabar Tolak UMP Tidak Naik
Kenaikan gaji bisa memperbaikan pertumbuhan ekonomi negara
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times - Ribuan buruh dari gabungan berbagai serikat pekerja berunjuk rasa di depan Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa(27/10/2020). Mereka menolak Upah Minimum 2021 yang ditetapkan tak naik atau sama dengan Upah Minimum 2020 karena situasi pandemi COVID-19.
Tak naiknya upah minimum 2021 tertuang dalam Surat Edaran Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah Nomor M/ll/HK .04/X/2020 tentang Penetapan Upah Minimum Tahun 2021 Pada Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19). Surat tersebut ditujukan kepada para gubernur dan meminta untuk segera disosialisasikan maksimal pada 31 Oktober 2020.
Ketua DPD FSP LEM SPSI Jabar Muhamad Sidarta mengatakan, kondisi pandemik COVID-19 seolah-olah menggiring buruh agar memaklumi tak naiknya upah minimum 2021. Opini ini bahkan telah digulirkann cukup lama agar rakyat menerima saja kebijakan tersebut.
"Khususnya kaum buruh memaklumi kalau upah buruh 2021 tidak naik, akan disamakan dengan upah tahun 2020. Artinya apa ? Pemerintah tidak prorakyat, tidak proburuh sebenarnya masalah seperti ini bukan pertama kali kita pernah krisis 98," kata Sidarta di Gedung Sate, Selasa (27/10).
1. Perekonomian tahun depan yang naik seharusnya menaikan nilai UMP
Menurut Sidarta, tahun depan belum tentu kondisi ekonomi tidak membaik. Padahal perekonomian pun bisa membaik ketika upah pekerja dinaikkan, karena ini berdampak pada konsumsi rumah tangga.
"Pemerintah tetap menaikkan upah buruh sebagai jaring pengaman yaitu upah minimum baik UMP, UMK dan UMSK sebagai jaring pengamanan," ujarnya.
Dengan tidak naiknya upah minimum 2021 akan berpengaruh pada daya beli masyarakat, yang buntutnya mengganggu pertumbuhan ekonomi secara nasional.
"Kami menolak isi surat edaran tersebut, itu pasti akan memperlemah daya beli kaum buruh dan rakyat, karena upah buruh dibelanjakan untuk pedagang, ojek, untuk mengontrak rumah dibelanjakan lagi kalau daya beli (buruh) melemah tentu masyarakat lain juga melemah," katanya.