TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Cerita Dosen Unpad Punya Akun TikTok Bagikan Tips Kuliah dan Skripsi

Pengikut akun TikTok @buiramira sudah 443 ribu loh

Dokumen Unpad.ac.id

Bandung, IDN Times - Media sosial tidak sekadar sebagai wadah hiburan bagi penggunanya. Ada hal lain yang bisa dimanfaatkan dari media sosial yaitu sebagai sarana pembelajaran.

Hal ini yang coba dijalankan Dosen Program Studi Manajemen Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran Dr. Ira Mirawati, M.Si. Menjadi pengguna media sosial TikTok, Ira rutin membagikan konten edukatif yang banyak diapresiasi oleh para pengikutnya.

Bahkan, aktivitasnya di TikTok mengantar Ira menjadi salah satu nominator pada ajang TikTok Awards Indonesia 2020 kategori “Best of Learning and Education”, 30 Januari 2021.

Pemilik akun TikTok @buiramira ini mampu menggaet perhatian pengguna dari kalangan remaja SMA maupun mahasiswa. Saat ini, jumlah pengikutnya mencapai 443.500 orang. Kontennya berkisar seputar tips menghadapi sejumlah permasalahan kuliah hingga skripsi.

“Kebutuhan mereka (audiens) ke arah sana (kuliah dan skripsi), maka kita berikan apa yang mereka butuhkan,” kata Ira dikutip dari laman Unpad.ac.id, Sabtu (13/2/2021).

1. Sempat bukan konsultasi untuk curhat secara offline

Sumber Gambar: huffingtonpost.com

Ketua Program Studi Manajemen Komunikasi Fikom Unpad ini menjelaskan, pandemik COVID-19 mendorongnya untuk terjun menjadi TikTokers, sebutan untuk pengguna aplikasi TikTok. Awalnya, Ira dan beberapa dosen di Fikom Unpad mengembangkan layanan curhat berbasis daring, yaitu www.sobatmu.com. Lewat platform ini, Ira dan para dosen membuka layanan ngobrol atau curhat bagi anak SMA maupun mahasiswa di seluruh Indonesia.

“Target kita memang usia anak SMA dan mahasiswa, di mana mereka punya masalah tetapi tidak punya tempat curhat,” terangnya.

Sebelum pandemik, Ira dan tim rutin menggelar sosialisasi ke sejumlah kampus dan sekolah untuk mengampanyekan platform tersebut. Namun, sejak pandemi melanda, praktis sosialisasi terhenti.

2. Karena pandemik, Ira kemudian beralih manfaatkan dunia media sosial

Pexels.com/PhotoMIX Ltd.

Ira pun berpikir menemukan alternatif sosialisasi lain agar platform ini tetap bisa menjangkau lebih luas. Atas rekomendasi dari para mahasiswanya, Ira pun diminta untuk membuat akun TikTok.

“Terus terang awalnya saya ragu juga main TikTok, karena itu sepertinya dunia remaja. Saya sudah jauh dari remaja,” kata dia.

Namun, anggapan miring seputar aplikasi TikTok pun ia enyahkan. Ia menilai, TikTok akan punya manfaat lebih banyak, terutama untuk menyebarkan beragam konten edukasi dan konten positif. Karena itu, Ira mulai membuat akun TikTok pada akhir Juni 2020.

“Saya mencoba bikin konten edukasi. Ternyata responsnya Alhamdulillah. Bahkan di posting-an pertama dan kedua, banyak yang langsung curhat,” aku Ira.

3. Ira dn tim sudah hasilnya 160 konten TikTok

Ilustrasi TikTok. IDN Times/Arief Rahmat

Banyak yang merasa terbantu dengan konten yang dihasilkan, mendorong Ira terus memproduksi konten edukatif lainnya. Sampai saat ini, sekira 160 konten sudah dihasilkan dan diunggah di akun TikTok-nya.

Ada konten tentang skripsi yang dihasilkan Ira berhasil memperoleh apresiasi dari banyak pihak. Salah satunya adalah bagaimana cara menghubungi dosen pembimbing skripsi. Ia menilai, meski terkesan sepele, kendala komunikasi dengan dosen pembimbing akan berpengaruh terhadap kelancaran menulis skripsi.

“Apalagi kalau pandemi, praktis mahasiswa mengandalkan chat untuk menghubungi dosen. Kalau misalnya tidak berbalas, mereka tidak punya alternatif lain. Ini akan bikin mereka insecure sampai muncul gangguan kecemasan,” ujar Ira.

Ira sendiri lebih banyak membuat konten menjawab dari pertanyaan yang diajukan pengikutnya. Namun, penyampainnya tetap dikemas dengan unsur hiburan. Tujuannya agar konten yang dihasilkan tidak akan membosankan.

Berita Terkini Lainnya