TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

BUMD Jabar Fasilitasi Warga Cek Mandiri Rapid Antigen Secara Online

Pemprov Jabar ingin jumlah pengetesan terus ditingkatkan

Cepad, alat rapid test buatan Unpad-ITB. IDN Times/Debbie Sutrisno

Bandung, IDN Times - Alat rapid test antigen yang diproduksi peneliti dari Universitas Padjadajaran, CePAD, semakin luas didistribusikan. Pendistribusian penting agar pelacakan dan pengetesan mereka yang diprediksi terpapar virus coeona semakin banyak.

Untuk mengoptimalkan hal tersebut, BUMD PT Jasa Sarana ikut serta memperkuat kontribusi membantu pemerintah dalam penanganan COVID- 19 lewat sejumlah anak usaha. Terbaru, PT Usaha Bersama Jabar (UBJ) menjadi distributor resmi CePAD.

Direktur Utama PT Jasa Sarana Hanif Mantiq mengatakan tak hanya menjadi distributor resmi, UBJ juga turut membantu satuan tugas COVID-19 melakukan pelaksanaan monitoring maupun tracking bagi pengguna yang melakukan test antigen produk CePAD.

“Salah satu alasan Jasa Sarana melalui anak usaha UBJ berkontribusi dalam penanganan Covid-19 melalui CePAD karena kami tertarik dalam pengembangan IT nya,” kata Hanif, Rabu (30/12/2020).

1. Manfaatkan teknologi dalam pelacakan warga

IDN Times/Debbie Sutrisno

Lewat pengembangan IT produk ini memungkinkan UBJ membantu pemerintah dalam melakukan tracking (pelacakan) terutama bagi warga yang telah melakukan test antigen. “Layanan IT CePAD juga bisa memberikan layanan pemesanan online juga surat keterangan hasil test secara online,” ujarnya.

Menurut Hanif, sistem pelcakan hasil data ini sangat dibutuhkan bagi pemerintah terutama untuk kepentingan tracking jumlah kasus positif COVID-19 maupun untuk mengetahui masyarakat yang telah melakukan test antigen CePAD, serta memudahkan masyarakat yang akan melakukan test mandiri.

PT UBJ sendiri menurutnya sudah menjalin kerjasama dengan Dinas Kesehatan di 27 Kabupaten/Kota di Jawa Barat, lalu Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sejumlah kawasan industri dan layanan kesehatan. Korporasi juga berencana memasukan CePAD ke dalam e-katalog. “Saat ini jangkauan layanan masih di Jawa Barat dan DKI Jakarta,” katanya.

2. Industri Jabar mulai beralih ke sektor kesehatan

Tenaga kesehatan melakukan tes cepat antigen kepada pengunjung Kebun Binatang atau Bandung Zoological Garden (Bazoga), Jawa Barat, Minggu (27/12/2020). Pemerintah Kota Bandung memberikan layanan tes cepat antigen secara gratis kepada wisatawan yang mengunjungi Bazoga guna mencegah penyebaran COVID-19 selama libur Natal dan Tahun Baru 2021. (ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)

Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan penanganan COVID-19 di Jawa Barat sekaligus inovasi penanganan yang lahir dari perguruan menjadi bukti bahwa kolaborasi menjadi kunci Jawa Barat mengendalikan pandemik.

“Dan juga terbukti, industri di Jawa Barat bisa digeser menjadi industri kesehatan. Ventilator, alat rapid tes, masker, itu semua ngumpul dan swasembada di Jawa Barat,” katanya.

Menurutnya swasembada alat kesehatan terkait Covid-19 di Jawa Barat lahir dari kuatnya kolaborasi antara pemerintah, BUMN, dunia pendidikan dan UMKM. Kemampuan swasembada ini melahirkan pemenuhan kebutuhan dari mulai alat pendeteksi virus hingga kebutuhan harian yang selaras dengan penerapan adaptasi kebiasaan baru (AKB) seperti masker hingga wastafel.

Dia menunjuk alat deteksi SARS-CoV-2 yang dikembangkan Unpad, yakni Deteksi CePAD atau Rapid Test 2.0, akan diproduksi sebanyak 5.000 kit dan memasuki validasi ke sampel virus asli. Perbedaan rapid test 2.0 dengan rapid test yang umum digunakan saat ini adalah molekul yang dideteksi.

Berita Terkini Lainnya