TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Banyak Tenaga Medis Terpapar COVID-19, Pasien Diminta Jujur saat Dicek

Kejadian di Bogor dan di Cirebon jangan terulang lagi

Dua orang tenaga medis memakai APD lengkap saat menangani bayi yang lahir dari seorang ibu PDP Corona di Labuhanbatu, Sumatera Utara, Rabu (22/4) (Istimewa)

Bandung, IDN Times - Kasus pasien tidak jujur saat menjalani pemeriksaan membuat banyak tenaga medis terpapar virus corona atau COVID-19. Di Kota Bogor dan Kabupaten Cirebon, Jawa Barat menjadi salah satu contoh ketidakjujuran pasien COVID-19 yang menginfeksi banyak dokter dan perawat.

Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat Berli Hamdani menuturkan, di RSUD Bogor sebanyak 51 tenaga kesehatan terindikasi terpapar virus corona setelah menjalani tes cepat corona. Atas kejadian ini, Berli berharap, pasien yang memiliki riwayat perjalanan atau gejala COVID-19 jujur kepada petugas kesehatan saat sedang diperiksa.

“Riwayat perjalanan dan pernah atau tidak pernah melakukan kontak dengan yang diketahui positif COVID-19,” katanya melalui siaran pers, Jumat (24/4) malam.

1. Petugas yang ada di Bogor sudah lakukan isolasi mandiri

Hairil Abdul Rahim

Berli menuturkan, saat ini 51 petugas kesehatan tersebut tengah diisolasi mandiri di salah satu hotel di Kota Bogor sembari menunggu hasil test swab untuk mengetahui secara pasti, positif atau negatif COVID-19.

Diketahui, 51 petugas dan tenaga kesehatan RSUD Kota Bogor yang dinyatakan reaktif rapid tersebut, bukan merupakan para petugas dan tenaga kesehatan yang bersentuhan langsung dengan pasien yang positif COVID-19, karena bekerja di layanan farmasi, rawat jalan dan petugas kebersihan.

"Kita lakukan pemantauan terhadap kasus penyebaran COVID-19. Ini salah satu upaya penting dalam memutus mata rantai penyebaran virus tersebut di Jabar," ujarnya.

2. Tenaga kesehatan di tempat layanan kesehatan diminta terapkan kewaspadaan

Seorang santriwati Pondok Al-Fatah, Temboro, Magetan sedang menjalani rapid test di Puskesmas Mejayan, Kabupaten Madiun. Kamis (23/4). IDN Times/Nofika Dian Nugroho

Untuk para pemberi layanan di setiap tingkat layanan kesehatan, Berli meminta untuk menerapkan kewaspadaan universal. “Patuhi protokol keamanan dan pengamanan kesehatan dan keselamatan kerja (K3), serta senantiasa waspada terhadap berbagai potensi penyebaran virus COVID-19 dari sumber yang tidak diduga,” tegasnya.

Saat ini, lanjut Berli, metode dan upaya komunikasi efektif masih terus dikembangkan oleh Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar.

“Sekarang ini sifatnya masih imbauan, tapi yang terpenting adalah agar masyarakat berani jujur menyampaikan informasi terkait COVID-19,” ujarnya.

Baca Juga: Kasus Pertama di Bandung, Tenaga Medis Tertular COVID-19

Baca Juga: 5 Potret Haru Petugas Medis dalam Menangani Pasien COVID-19

Berita Terkini Lainnya