Wilayah Selatan KBB Sering Longsor, Begini Sebabnya Kata PVMBG
Faktor utama karena batuan dan morfologi relatif curam
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung Barat, IDN Times - Wilayah Kabupaten Bandung Barat bagian selatan dinilai memiliki potensi besar pergerakan tanah atau longsor. Hal itu disebabkan karena batuan dan morfologi di daerah tersebut relatif curam.
Hal ini terbukti dengan adanya peristiwa tanah longsor yang terjadi di Desa Cilangari, Gununghalu. Bahkan, di Desa Buni Jaya Kecamatan Gununghalu Kabupaten Bandung Barat (KBB) juga mengalami pergerakan tanah.
Kepala Sub Bidang Mitigasi Gerakan Tanah (PVMBG) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Agus Solihin menyebutkan, faktor utama longsor atau pergerakan tanah di wilayah KBB bagian selatan ini disebabkan karena kondisi batuan di wilayah itu merupakan batuan lapukan vulkanik.
"Memang daerah Desa Cilangari Gununghalu KBB batuannya merupakan batuan lapukan vulkanik. Tanahnya relatif gembur. Kemudian kemiringan daerahnya cukup tinggi," ungkapnya usai meninjau lokasi longsor, Kamis (12/12).
1. Kemarau panjang juga jadi sebab
Selain faktor tanah gembur, kemarau panjang hang melanda wilayah KBB juga menjadi sebab. Menurutnya, adanya kemarau panjang mengakibatkan kondisi tanah mengalami retakan-retakan.
Pada saat musim hujan tiba dengan intensitas dan durasi yang lama, air masuk ke celah retakan-retakan itu. Akibatnya, kontur tanah yang gembur itu sangat mudah mengalami longsor.
"Sebelumnya setelah kemarau panjang kan kondisi tanahnya retak retak. Sekarang diguyur hujan. Kemudian kemiringan daerahnya cukup tinggi. Itu kemudian yang menjadi sebab terjadinya longsor," terang Agus.
Baca Juga: 4 Hari Warga Kampung Hegarmanah Masih Terisolasi Tanah Longsor
Baca Juga: Timbunan Lumpur di Gunung Halu, BPBD Bangun Jembatan Bambu untuk Warga