Timbunan Lumpur di Gunung Halu, BPBD Bangun Jembatan Bambu untuk Warga
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung Barat, IDN Times - Jalan penghubung Kampung Hegarmanah dan Kampung Lembur Awi di Desa Cilangari, Kecamatan Gunung Halu, Kabupaten Bandung Barat masih tertimbun material longsor.
Akibatnya, akses warga untuk beraktifitas pun terhambat. Atas tertutupnya jalur, warga berinisiatif membangun perahu rakit yang digunakan untuk transportasi antar kampung.
Sampai saat ini, warga masih berusaha mengalirkan air sungai yang tersumbat material longsor. Diketahui, kedalaman lumpur yang menimbun jalan dan lahan pertanian sampai 7 meter.
1. Jembatan bambu bakal dibangun
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Duddy Prabowo mengatakan, dikarenakan alat berat sulit masuk untuk menanggulangi lumpur, maka BPBD akan membangun jembatan bambu sepanjang 70 meter agar memudahkan warga untuk bisa beraktivitas normal.
"Kita akan buatkan jembatan darurat. Masyarakat dan pemilik lahan sudah memberikan izin. Kita harap aktivitas masyarakat bisa normal kembali," ungkap Duddy saat ditemui di lokasi, Kamis (12/12).
2. Jembatan untuk hidupkan kembali aktivitas warga
Jalan yang tertimbun memiliki panjang kurang lebih 100 meter. Atas timbunan itu, kegiatan warga baik untuk sekolah, beribadah maupun berdagang menjadi terhambat.
Duddy menyebutkan, warga yang terisolasi di kampumg Hegar Manah berjumlah 23 KK atau 60 jiwa. Dikampung itu juga terdapat 1 PAUD dan 1 Masjid Jami.
Masjid Jami yang dimaksud merupakan masjid yang sering digunakan warga sebrang kampung untuk beribadah. Terutama ibadah Salat Jumat. Begitupun anak sekolah yang terpaksa harus lewat pematang sawah atau rakit untuk berangkat sekolah.
"Dengan dibangunnya jembatan, aktivitas pendidikan, keagamaan dan ekonomi warga diharapkan bisa berjalan kembali," tambahnya.
Baca Juga: 4 Hari Warga Kampung Hegarmanah Masih Terisolasi Tanah Longsor
3. Warga diimbau tidak melakukan pertanian lahan basah
Duddy menyebutkan, longsor disebabkan intensitas hujan tinggi, ditambah kondisi tanah retak pasca kemarau. Sehingga air murah masuk ke sela-sela tanah.
Lebih jauh, Dudi mengimbau agar warga tidak melakukan aktivitas pertanian lahan basah di lahan dengan kemiringan cukup tajam. Pasalnya, hal itu juga kerap menjadi penyebab longsor.
"Kami imbau masyarakat tidak melakukan aktivitas pertanian lahan basah di lereng. Kalau bisa di lereng seperti itu pertanian lahan kering saja," tandasnya.
Baca Juga: 60 Warga KBB Terisolasi Danau Lumpur dari Sungai Cibuluh Gununghalu