TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sekolah SMA di KBB Ancang-Ancang Belajar Tatap Muka di Tengah COVID-19

Pembelajaran tatap muka hanya untuk zona hijau

Ilustrasi kegiatan belajar mengajar siswa (IDN Times/Ervan Masbanjar)

Bandung Barat, IDN Times - Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Barat (KBB) ancang-ancang memberlakukan pembelajaran tatap muka bagi sekolah jenjang SMA/SMK. Persiapan itu dimulai dari protokol kesehatan di sekolah sampai kapasitas pengajar di tengah kondisi pandemik.

Kepala Dinas Pendidikan KBB, Asep Dendih mengatakan, Disdik KBB berpegang pada Surat Keputusan Bersama (SKB) empat menteri (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri) tentang panduan penyelenggaraan pembelajaran tahun ajaran 2020/2021 pada masa pandemi COVID-19. Keputusan itu menyatakan bahwa wilayah dengan zona hijau diperbolehkan menggelar pembelajaran tatap muka.

"Pembelajaran tatap muka berdasar instruksi dari Gubernur, berlaku untuk jenjang pndidikan SMA/SMK dulu. Baru nanti SMP kemudian SD," ungkap Asep saat dihubungi, Kamis, (30/7/2020).

1. PAUD, SD, SMP masih belajar via daring

gizmologi.id

Diberlakukannya pembelajaran tatap muka secara bertahap di mulai dari jenjang pendidikan SMA itu, untuk mencegah penularan COVID-19 kepada warga KBB yang berusia dini. Artinya, siswa PAUD, SD dan SMP masih harus melakukan pembelajaran secara daring sampai ada kebijakan selanjutnya.

"Untuk PAUD, SD dan SMP belajar secara tatap muka memang riskan, karena tingkat kesadaran menjaga protokol kesehatan masih kurang dibandingkan siswa SMA," kata Asep.

2. Sekolah sudah siap jalankan protokol kesehatan

Ilustrasi Sekolah di Tengah Pandemik COVID-19 (ANTARA FOTO/REUTERS/Athit Perawongmetha)

Meski demikian, Asep menjamin pihak sekolah baik itu jenjang SMA dan SMP di KBB sudah siap jika diberlakukan pembelajaran tatap muka sekarang. Namun, Disdik masih menunggu instruksi dari Pemerintah Provinsi terkait di wilayah mana saja yang boleh dan tidak boleh tatap muka.

"Sambil menunggu instruksi Gubernur, kita sambil menyiapkan segala perlengkapan terkait protokol kesehatan saat siswa masuk sekolah. Seperti handsanitizer, thermo gun, tempat cuci tangan dan lainnya," ujarnya.

3. Pengajar harus paham SKB empat menteri

Ilustrasi Profesi (Guru) (IDN Times/Mardya Shakti)

Selain kesiapan fasilitas penunjang protokol kesehatan di lingkungan sekolah, Asep menjelaskan Disdik juga menyiapkan sumber daya pengajar yang kompeten mengajar di tengah situasi pandemik atau yang memenuhi pemahaman terkait SKB empat menteri.

"Acuan dari pembelajaran tatap muka ini kan SKB empat menteri. Kami sudah sosialisasikan kepada para tenaga pengajar sekitar empat minggu yang lalu. Sebelum mulai, kami pastikan lagi bahwa mereka sudah bisa menafsirkan SKB empat menteri," paparnya.

4. Sistem shift berlaku, satu kelas hanya untuk 18 orang

Siswa SMP Negeri 3 Lamongan saat mengikuti pembukaan sekolah tangguh. IDN Times/Imron

Pada saat pembelajaran tatap muka berlaku nanti, konsepnya tidak sama seperti pembelajaran di era normal. Sekolah nantinya harus menerapkan sistem sif atau bergiliran. Sebab, maksimal siswa yang boleh berada di dalam kelas hanya 18 orang.

"Masuk kelas nantinya hanya boleh 18 orang. Itu juga belajarnya hanya 4 jam. Misalnya sif satunya pagi, maka sif duanya siang. Atau mungkin sif 1 hari ini daring, sif 2nya luring. Nanti mekanisme itu akan diatur," paparnya.

Berita Terkini Lainnya