TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Protes Harga Anjlok, Petani Lembang Bagikan Tomat di Jalur Wisata

Tomat yang dibagikan sebanyak 700 kilogram

Seorang petani tomat bagikan hasil panen di jalur wisata Lembang. (IDN Times/Bagus F)

Bandung Barat, IDN Times - Anjloknya harga sayur memukul perekonomian para petani tomat. Di tengah panen raya, petani tomat di Desa Cibodas, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) terpaksa harus merugi.

Protes akan murahnya harga tomat, belasan petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Tridas Jaya bagikan hasil taninya secara cuma-cuma di jalan Raya Grand Hotel, Lembang, Jumat (11/9/2020).

1. Tomat dari petani hanya dibeli Rp500 per kilogram

Seorang petani tomat bagikan hasil panen di jalur wisata Lembang. (IDN Times/Bagus F)

Dadang (50 tahun), satu dari belasan petani mengatakan, harga tomat saat ini Rp500 per kilogram. Rendahnya harga tomat itu tidak sebanding dengan ongkos pertanian hingga panen. Jumlah tomat yang dibagikan ini sebanyak 7 kwintal dari hasil panen mereka.

"Hari ini kami bagikan tomat gratis kepada warga. Mau siapa pun tidak masalah, pengguna kendaraan termasuk warga sekitar, yang penting tidak mubazir," kata Dadang saat gelaran aksi bagi-bagi tomat gratis.

2. Distribusi tomat terhambat pandemi

Seorang petani tomat bagikan hasil pertaniannya di jalur wisata Lembang. (IDN Times/Bagus F)

Anjloknya harga sayuran jenis ini sangat memukul petani seperti dirinya, sebab harus mengeluarkan uang yang sangat besar. Menurut dia, panen di masa sekarang merupakan panen dengan hasil paling buruk.

"Biasanya kalau tiap panen harga pasti anjlok, tapi yang dirasakan sekarang lebih parah. Akibat corona, distribusi sayuran ke wilayah Jakarta jadi tersendat," sebutnya.

3. Harga jual tak sebanding dengan ongkos bertani

Panen tomat di perkebunan Lembang melimpah ruah. (IDN Times/Bagus F)

Pada masa panen kali ini dia mengaku harus menanggung kerugian hingga ratusan juta rupiah karena tomat tidak laku dijual. Jika dihitung, harga jual hasil panen tidak bisa membayar ongkos bibit, pupuk, perawatan hingga ongkos para buruh tani.

"Mungkin tidak hanya di Lembang, tapi petani di seluruh Indonesia sekarang sedang rugi besar, padahal hasil panen sedang bagus dan melimpah ruah. Jadi, daripada dibiarkan di kebun, lebih baik dibagikan kepada pengguna jalan," kata Dadang.

Berita Terkini Lainnya