Wayang Golek Adalah Spirit Doll Asli Urang Sunda
Wayang golek merupakan jalan dakwah Islam urang Sunda
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times - Fenomena spirit doll atau boneka arwah beberapa hari kemarin menjadi populer di Indonesia. Hal itu tidak terlepas dari banyaknya artis yang menganggap bahwa boneka ini memiliki nyawa layaknya manusia.
Sejumlah artis yang menyeponsori fenomena ini adalah Ivan Gunawan. Ia memperlakukan boneka itu seperti anak kandungnya sendiri. Bahkan, ia juga menyewa pengasuh bayi khusus untuk menjaga sang boneka.
Prof. Dr. Arthur Supardan Nalan, budayawan sekaligus Guru Besar Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung mengatakan, boneka arwah atau spirit doll ala artis bukan merupakan budaya umum warga Indonesia khususnya Jabar. Ia memandang boneka arwah artis hanya sebagai langkah menjaga popularitas saja.
Dikatakannya, spirit doll asli warga Jabar khususnya urang Sunda, adalah wayang golek. Menurutnya, wayang golek merupakan boneka yang sangat penting dalam budaya sunda.
"Jadi kalau boneka arwah para artis, itu gaya hidup buat-buat untuk menjaga popularitas. Beda dengan wayang golek. Wayang golek adalah spirit doll asli yang tidak pernah abis dan tidak pernah hilang," ujar Arthur, saat dihubungi, Jumat (14/1/2022).
1. Wayang golek dihadirkan sebagai medium penyebaran ajaran agama Islam
Wayang golek memiliki sejarah panjang dalam budaya urang Sunda. Arhtur bilang, berdasarkan catatannya bersama dengan tokoh dalang di Jabar, wayang golek dihadirkan sebagai medium penyebaran ajaran agama Islam untuk urang Sunda.
Para dalang, dikatakannya, banyak memainkan wayang golek untuk menyampaikan pesan dari norma ajaran Islam khususnya Wali Songo. Namun, pada saat ini cerita yang dibawakan pun semakin berkembang.
"Jadi ajaran wali dimaksud itu nilai renungan para dalang, misal dari pendapat Sunan Gunung Jati, Sunan Kalijaga, itu daya tarik terutama dalang zaman dahulu," katanya.
Dalang yang memainkan wayang golek juga tidak sembarangan. Berdasarkan penelitiannya, Arthur mengatakan, ada tiga kategori dalang yang saat ini ada di Jabar. Pertama, berdasarkan keturunan, murid, dan belajar otodidak.
"Jadi ada dalang turunan, dalam hal ini anak si dalang, dalang keturunan ini berdasarkan murid. Dan tidak langsung melalui media rekaman. Jadi itu tiga kategori dalang," katanya.
Baca Juga: 10 Tokoh Wayang Golek Legendaris Tanah Pasundan, Kenalan Yuk!
Baca Juga: Kesenian Wayang Garing Khas Serang yang Terancam Punah