Investigasi KNKT: Kecelakaan Maut Bus di Sumedang karena Rem Blong
Sejauh ini 29 orang dinyatakan meninggal dunia
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sumedang, IDN Times - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) sudah mengantongi hasil investigasi kecelakaan maut Bus Sri Padma yang menewaskan 29 orang di Tanjakan Cae, Dusun Cilangkap, Desa Sukajadi, Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang, Rabu (10/3/2021).
Senior Investigator KNKT Ahmad Wildan mengatakan, peristiwa ini besar kemungkinan terjadi karena rem blong bukan karena malfungsi kendaraan bus. Hal ini berdasarkan sejumlah fakta yang ditemukan di lapangan.
"Ini kesalahan prosedur gir netral dengan kecepatan tinggi. Exhaust brake rem tidak digunakan sopir. Ia hanya menggunakan rem kaki, dan itu risikonya tinggi banget," ujar Wildan saat dihubungi, Kamis (11/3/2021).
1. Kopling pedal bus mencapai 6 bar
Ketika kampas dengan tromol bekerja dengan maksimal, Wildan menjelaskan, permukaan gesek di antara kedua komponen tersebut akan mendekati nol, dan membuat breakfeeding atau kapas permukaan licin seperti kaca.
Sopir juga menggunakan gigi tinggi di turunan, kemudian kampas overheat, dan pada saat itu sopir merasakan rem blong. Wildan bilang, ketika rem blong pengemudi mengocok rem dan tekanan angin hingga habis.
"Kopling dan pedal mencapai 6 bar. Artinya sudah tidak bisa diinjak lagi. Pengemudi panik memindahkan gigi tanpa menginjak kopling, dan itu laju kendaraan bus meningkat lebih tinggi," tuturnya.
Baca Juga: Dishub: Bus dalam Kecelakaan Maut di Sumedang Langgar Aturan
Baca Juga: [BREAKING] Korban Kecelakaan Maut Sumedang Bertmbah Menjadi 29 Orang