TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Dinsos Jabar Minta Masyarakat Tidak Beri Stigma Buruk pada ODHA

Dinsos Jabar minta masyarakat bantu ODHA tetap produktif

ilustrasi pita HIV (freepik.com/jcomp)

Bandung, IDN Times - Dinas Sosial (Dinsos) Jawa Barat (Jabar) minta masyarakat tidak membuat stigma negatif pada Orang dengan HIV/AIDS atau ODHA. Hak aktivitas bersosial dan meningkatkan produktivitas bagi ODHA harus tetap diberikan ruang.

Kepala Dinsos Jabar, Dodo Suhendar mengatakan, setelah mengetahui dirinya terinfeksi HIV/AIDS, seseorang biasanya akan menarik diri dari pergaulan sosial. Tak hanya itu, semua potensi dirinya pun ikut terkubur.

"Mereka memiliki kendala dalam interaksi sosial, berkurang dalam kemandirian sosial karena stigma negatif. Salah satu tugas kita adalah membantu mereka untuk kembali aktif dan produktif dalam lingkungan sosialnya," ujar Dodo melalui keterangan resminya, Sabtu (3/9/2022).

1. Pemberdayaan sosial harus tetap dilanjutkan

Ilustrasi: Petugas melakukan tes HIV pada darah seorang warga saat pemeriksaan HIV secara gratis di halaman Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (30/11/2019). (ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)

Dodo menegaskan, dalam meluruskan stigma negatif terhadap ODHA perlu kolaborasi semua pihak, bukan hanya dari Dinas Kesehatan atau Dinas Sosial, melainkan juga dari organisasi masyarakat lainnya.

Dinas Sosial sendiri memiliki beberapa program agar ODHA dapat kembali berinteraksi dan produktif dalam kehidupannya melalui pemberdayaan sosial. Contohnya antara lain dengan memberikan pelatihan barista di Lembang, Kabupaten Bandung Barat.

"Pemberdayaan sosial harus dilanjutkan. Mereka memiliki potensi dan harus tetap beraktivitas. Silakan kembali bekerja, bermusik, berolahraga, di bidang jasa atau yang lainnya sesuai dengan kemampuannya," kata Dodo.

2. Jika dari keluarga tidak mampu, ODHA bisa tetap mendapatkan bansos

Ilustrasi Hari AIDS Dunia (IDN Times/Mardya Shakti)

Jika ODHA kembali dalam lingkungan sosialnya, bahkan produktif secara ekonomi, setidaknya, menurut Dodo, hal itu akan mengurangi stigma negatif di masyarakat. Maka itu ia mengajak kepada semua pihak untuk memetakan keberadaan ODHA dan potensi mereka yang dapat terus dikembangkan di masyarakat.

"Jika mereka dari keluarga tak mampu, maka bisa memanfaatkan bantuan sosial. Mereka juga memiliki hak yang sama untuk mengakses bansos, bantuan sembako, BPJS hingga KIP (Kartu Indonesia Pintar)," katanya.

3. Pendampingan terus diberikan pada ODHA

Ilustrasi Logo AIDS (IDN Times/Mardya Shakti)

Sementara itu Yana Suryana perwakilan Jabar Quick Response (JQR) mengatakan, organisasinya sudah melakukan pendampingan kepada ODHA terutama pada kelompok rentan ekonomi. Misalnya saat pandemik COVID-19, JQR membantu ODHA agar tetap memiliki akses terhadap pengobatan ARV.

"Kita juga memikirkan agar mereka tetap mendapatkan akses pendidikan, akses terhadap obat atau ARV, dan lainnya," ujar Yana.

Baca Juga: Tekan Kasus ODHA, Dinkes Jabar Buat Skema "ABCDE"

Baca Juga: Bandung Kasus Terbanyak ODHA, Wagub Jabar: Nikah-Poligami Solusinya

Berita Terkini Lainnya