TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kabupaten Bandung Masuk Zona Merah, Ini Kata Bupati Dadang Supriatna

Dirinya mengaku sudah rencanakan langkah antisipasinya

Sumber Foto : Humas Pemkab Bandung

Kabupaten Bandung, IDN Times - Lonjakan kasus positif COVID-19 yang signifikan, menghantarkan kembali Kabupaten Bandung masuk ke dalam zona merah.

Berdasarkan data yang dihimpun dari laman Pikobar, dalam sepekan terakhir sejak 7-13 Juni 2021, sudah ada penambahan sekitar 996 kasus positif COVID-19.

Sedangkan @diskominfobdgkab mencatat total kasus pasien positif COVID-19 di Kabupaten Bandung per tanggal 14 Juni 2021 mencapai 16.080 orang . Saat ini, 1.731 kasus positif masih dalam perawatan, 14.058 telah sembuh dan 291 meninggal dunia.

Bupati Bandung Dadang Supriatna membenarkan hal tersebut. Ia mengatakan, sudah melakukan rapat kordinasi mendadak bersama seluruh camat di Kabupaten Bandung untuk membahas soal ini.

"Saya sudah curiga bahwa peningkatan penularan COVID-19 itu sangat meningkat dan akan masuk zona merah, sehingga pada hari Minggu kemarin, jujur saja, kami rapat kordinasi mendadak dengan para camat se-Kabupaten Bandung, menyampaikan beberapa kejadian, dari mulai Al Ihsan sampai setiap rumah sakit penuh," ujar Bupati Bandung Dadang Supriatna di Hotel Grand Sunshine, Kabupaten Bandung, Selasa (15/6/2021).

1. Akan terlebih dahulu mengecek ketersediaan tenaga kesehatan

Sumber Foto : Humas Pemkab Bandung

Dadang pun mengatakan, sudah merencanakan sejumlah langkah penanganan dan antisipasi. Namun, ia akan terlebih dahulu mengecek ketersediaan tenaga kesehatan di Kabupaten Bandung.

"Kalau toh kurang kita akan konsultasi dengan Pak Gubernur, bagaimana untuk bisa mengantisipasinya. Kalau toh di sini ada relawan yang mau bergabung dengan tenaga kesehatan ya Alhamdulilah. Karena terus terang, tenaga kesehatan itu garda terdepan dalam penanganan COVID-19," kata Dadang.

Baca Juga: Ridwan Kamil Minta Wisatawan Jakarta Tak Masuk Bandung Raya

2. Diperlukannya mobil siaga untuk antisipasi lonjakan kasus

Terdapat lima ambulance yang bersiaga di RS darurat lapangan yang bisa digunakan untuk membawa pasien COVID-19. IDN Times/Alfi Ramadana

Kemudian, ia pun mengatakan diperlukannya mobil siaga untuk mengantisipasi lonjakan kasus. Meski begitu, mobil tersebut akan berbelit dengan prosedur yang ada.

"Jadi misalkan di daerah sini butuh kita siapkan, teknisnya seperti apa, kalau misalkan harus tender, saya bingung, kita harus seperti apa supaya ada kepemilikan mobil siaga, apakah sewa dulu atau seperti apa supaya masyarakat terbantu," ujar Dadang.

Baca Juga: COVID-19 Melonjak Tajam, Ridwan Kamil Tarik Rem Darurat

3. Banyaknya penduduk, membuat antisipasi lonjakan COVID-19 tidak berimbang

Sumber Foto : Humas Pemkab Bandung

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Bandung Grace Mediana Purnami mengatakan, telah berupaya mengantisipasi lonjakan kasus COVID-19. Namun dengan banyaknya jumlah penduduk Kabupaten Bandung, antisipasi dengan kecepatan lonjakan menjadi tidak berimbang.

Ketidakberimbangan antisipasi yang dilakukan dengan kecepatan lonjakan kasus, membuat pihaknya tidak bosan untuk mengingatkan seluruh masyarakat bagaimana pentingnya menjaga protokol kesehatan (prokes).

“Upaya sudah kita lakukan. Tapi harus diingat bahwa pelayanan di hilir adalah dampak dari hulu, jadi sebesar apapun kalau kita tidak menangani hulunya, bagaimana prokes masyarakat untuk taat, patuh dan disiplin dalam menjaga 5M. Kalau 5M ini lalai, tentu akan berat pelayanan di hilirnya,” tutur Grace.

Baca Juga: Klaster Pesantren di Kabupaten Bandung, 54 Santri Positif COVID-19

Baca Juga: Angka Positif COVID-19 di Kabupaten Bandung Tertingi se-Jabar

Berita Terkini Lainnya