TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Dua Desa di Purwakarta Rawan Pergerakan Tanah, Warga Akan Direlokasi

Pergerakan tanah terjadi dalam beberapa tahun berturut-turut

IDN Times/Irfan Fathurohman

Purwakarta, IDN Times - Dua desa di Kabupaten Purwakarta rawan mengalami pergerakan tanah. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat memperingatkan warga karena wilayah tersebut tidak layak untuk menjadi pemukiman penduduk.

Kepala BPBD Kabupaten Purwakarta, Yuddy Herdiana menyebutkan, wilayah yang rawan itu adalah Kampung Cirangkong di Desa Pasanggrahan, Kecamatan Tegalwaru. Ditambah, beberapa kampung di Desa Panyindangan, Kecamatan Sukatani.

“Hasil kajian kami bersama Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi menyatakan jika wilayah ini tidak layak dihuni karena sangat rawan pergerakan," ujar Yuddy saat ditemui awak media di kantornya, Selasa (4/10/2022).

1. Menjadi lokasi pertemuan sesar Lembang dan Baribis

Ilustrasi sesar naik atau thrust fault. (National Park Service)

Menurutnya, wilayah sebelah barat di kedua desa itu memang berada di titik pertemuan dua sesar atau patahan. "Daerah itu merupakan pertemuan antara sesar Lembang dan Sesar Baribis yang membentang hingga daerah Tangerang,” kata Yuddy menjelaskan.

Pergerakan tanah di Kampung Cirangkong Desa Pasanggrahan dilaporkan sudah cukup sering terjadi. Terutama, setelah diguyur hujan dengan intensitas tinggi seperti yang terjadi belakangan ini. Sehingga, Yuddy mengimbau para warga di sana untuk waspada.

2. Pergeseran tanah terjadi dalam beberapa tahun terakhir

Ilustrasi pergerakan tanah. (ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas)

Yuddy mengatakan, BPBD Purwakarta mendata jumlah kejadian pergeseran tanah di kedua desa mengalami kenaikan dalam tiga tahun terakhir, yakni 2019-2021. “Puncaknya, di 2021 ada sedikitnya 11 rumah hancur, 48 rumah rusak berat, serta 12 rumah yang rusak ringan," katanya.

Kejadian serupa terus terjadi pada tahun ini, tepatnya pada awal Juni 2022 lalu. BPBD Purwakarta mencatat dampak pergerakan tanah merusak sekitar 21 unit rumah penduduk. Selain itu, jalan desa tersebut juga terputus hingga tak bisa lagi dilalui kendaraan bermotor.

Berita Terkini Lainnya