TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Cuaca Ekstrem Berpotensi Picu Bencana Alam di Jabar Tiga Hari ke Depan

Angin kencang merusak belasan rumah di Kabupaten Subang

Ilustrasi angin kencang (IDN Times/Sukma Sakti)

Subang, IDN Times - Hujan deras disertai angin kencang menimbulkan kerusakan bangunan dan pohon tumbang di sejumlah daerah di Jawa Barat. Kondisi cuaca ekstrem diperkirakan masih akan berlangsung selama tiga hari ke depan di wilayah Jawa Barat.

Dampak angin kencang dilaporkan terjadi di wilayah Kabupaten Subang, Bogor, Garut, Bandung dan Bandung Barat pada Senin (9/5/2022). Selain itu, banjir dan longsor juga melanda wilayah Kota Bogor hingga Kabupaten Cirebon pada hari yang sama.

Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika menyebut salah satu pemicunya adalah siklon tropis Two dan Karim. "Kedua siklon tropis ini memberikan dampak secara tidak langsung terhadap peningkatan curah hujan, kecepatan angin dan peningkatan tinggi gelombang di Jawa Barat," kata Prakirawan, Irlando Kusumo.

1. Angin kencang menimbulkan kerusakan bangunan dan pohon tumbang

Ilustrasi pohon yang tumbang

Menurut informasi yang dihimpun BMKG, dampak angin kencang terparah terjadi di wilayah Kabupaten Subang. Akibatnya, empat rumah mengalami kerusakan parah, 11 rumah rusak ringan termasuk beberapa fasilitas umum lainnya di pusat kota.

Angin kencang juga dilaporkan merusak satu unit rumah di Kecamatan Cibogo. Belum lagi, banyak pohon yang tumbang menutupi jalan bahkan sampai merusak kendaraan roda empat yang tengah terparkir di bawahnya.

Beberapa kejadian pohon tumbang dan kerusakan bangunan terekam dalam video dan foto yang beredar di media sosial. Namun, hingga saat ini belum ada laporan dari pihak terkait mengenai korban jiwa atau luka-luka akibat bencana alam itu.

2. Hasil citra satelit terkait cuaca ektrim di Kabupaten Subang

Ruang pengamatan cuaca BMKG (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)

Dalam laporannya, Irlando menjelaskan, berdasarkan citra satelit cuaca pada 09 Mei 2022, terpantau pertumbuhan sel awan konvekif pada pukul 14.00 WIB di wilayah Subang Selatan. Kemudian, tumbuh sel awan konvektif baru yang tumbuh semakin signifikan.

Awan tersebut tumbuh meluas dan meningkat intensitasnya pada pukul 14.30-21.30 WIB dengan nilai suhu puncak awan terendah mencapai nilai -48 °C hingga 100 °C. "Hal ini mengindikasikan potensi terjadinya hujan disertai kilat/petir dan angin kencang di wilayah Subang," ujar Irlando.

 

3. Awan konvektif tumbuh pada siang menjelang sore hari

Ilustrasi awan (ANTARA FOTO)

Ia menyimpulkan, sel awan konvektif tumbuh mulai siang hari di sebagian besar wilayah Jawa Barat. Kemudian, pada siang menjelang sore hari terpantau tutupan awan konvektif tumbuh signifikan di wilayah Kota dan Kabupaten Bogor, Subang, Bandung Barat, Bandung dan Kota Bandung, hingga Kabupaten Garut, Kota dan Kabupaten Cirebon.

"Pada kejadian cuaca ekstrem, khususnya angin kencang, dapat ditangkap oleh alat otomatis yang berada cukup dekat dari lokasi kejadian yaitu di wilayah Kabupaten Subang, Bandung dan Bogor," ujar Irlando. Adapun, kondisi tanah longsor yang terjadi di Kota Bogor dan Garut, disebabkan karena kemiringan juga labilnya kondisi tanah dan terjadinya hujan tiga hari berturut-turut sebelum kejadian.

Baca Juga: Cuaca di Bandung Terasa Panas Meski Sering Hujan, Ini Penjelasan BMKG 

Berita Terkini Lainnya