TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Menurut Data, ASI Berhasil Cegah 823 Ribu Kematian Anak

ASI sejauh ini punya peran penting dalam kesehatan umat

freepik.com/jcomp

Bandung, IDN Times – Tidak banyak orang yang menyadari bahwa air susu ibu (ASI) merupakan sebuah investasi untuk kelangsungan hidup manusia. Tidak hanya itu, ASI juga nyatanya memiliki pengaruh pada peningkatan kesehatan, perkembangan sosial, juga ekonomi individu dan sosial secara luas.

Masalahnya, problema terkait gizi sejauh ini masih menjadi pekerjaan rumah di seluruh dunia. Bahkan, menurut data global nutrition report yang dikantongi Menteri Kesehatan Budi Gunadi, terdapat 22,2 persen balita mengalami stunting, sekitar 7,5 persen balita kurus, dan 5,6 persen balita gemuk di seluruh dunia.

"Di Indonesia berdasarkan data riset kesehatan dasar tahun 2018 menunjukkan angka balita stunting 30,8 persen, balita kurus 10,2 persen, dan balita gemuk 8 persen. Gambaran data ini menunjukkan masalah gizi pada balita di Indonesia cukup tinggi," kata Budi, dalam rilis yang diterima IDN Times, Rabu (25/8/2021).

1. Menyusui adalah salah satu investasi terbaik untuk kelangsungan hidup

pinterest

Budi menjelaskan, fase awal permasalahan kurang gizi pada anak ialah turunnya berat badan. Menurut studi, kata dia, penurunan berat badan terjadi saat bayi berusia pada 3 sampai 4 bulan. Masa-masa itu ialah waktu di mana ibu daripada bayi masih bekerja dan tak optimal dalam memberikan ASI.

"Menyusui adalah salah satu investasi terbaik untuk kelangsungan hidup dan meningkatkan kesehatan, perkembangan sosial serta ekonomi individu dan bangsa. Menyusui secara optimal dapat mencegah lebih dari 823 ribu kematian anak dan 20 ribu kematian ibu setiap tahun," ujar Budi.

Di sisi lain, lanjut Budi, ibu yang tidak menyusui eksklusif akan memiliki risiko 2,6 kali lebih tinggi untuk anaknya mengalami stunting pada usia 0 sampai 6 bulan, dan dua kali lebih besar pada usia 6 sampai 23 bulan.

Untuk itu, Budi menyarankan ibu yang terpapar COVID-19  tetap menyusui bayinya karena virus tersebut tidak dapat menular melalui ASI. "Ibu menyusui diimbau tidak takut divaksin karena antibodi dapat terdeteksi di ASI, dan berpotensi meningkatkan kekebalan bayi terhadap COVID-19," kata dia.

2. Perlindungan terhadap menyusui adalah tanggung jawab bersama

Menko PMK Muhadjir Effendy memberikan keterangan pers di Kantor Presiden (Dok. Biro Pers Kepresidenan)

Di sisi lain, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI, Muhadjir Effendy dalam acara yang sama mengingatkan tentang perlindungan menyusui. Menurut dia, tugas perlindungan terhadap aktivitas menyusui merupakan tanggung jawab bersama.

Menyusui, kata Muhadjir, tidak hanya menjadi tugas seorang ibu semata, melainkan juga menjadi tanggung jawab semua pihak mulai dari suami, tenaga kesehatan, tempat bekerja, dan pemerintah.

"ASI nutrisi paling baik untuk bayi usia 0 sampai 6 bulan. ASI dapat melindungi anak dari berbagai macam penyakit seperti diare dan pneumeonia. Selain itu anak yang mendapat ASI kecerdasannya lebih baik, jauh dari obesitas, dan tidak rentan terkena penyakit," kata Muhadjir.

3. Memberi ASI untuk bayi itu sangat penting

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)

Setali tiga uang dengan Budi, Muhadjir menyatakan jika pemberian ASI eksklusif dan dilanjutkan sampai balita berusia dua tahun akan mencegah stunting. Dalam urusan stunting, Indonesia berada di urutan 115 dari 151 negara di dunia. Angka stunting nasional masih berada di 27,7 persen.

Muhadjir memaparkan, dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, angka bayi yang berusi 0-6 bulan yang mendapat ASI ekslusif turun dari angka 68,7 persen pada 2018, menjadi 65,8 persen pada 2019. Dan pada 2020 turun ke angka 53,9 persen.

"Kondisi ini menjadi perhatian bagi kita semua untuk kampanye tentang pentingnya ASI eksklusif. Praktik menyusui secara optimal sesuai rekomendasi dapat mencegah lebih dari 823 ribu kematian anak dan 20 ribu kematian ibu setiap tahun," ujarnya.

Baca Juga: Cerita Ibu Positif COVID-19 Tapi Harus Tetap Beri ASI ke Anak

Baca Juga: Jangan Keliru, ASI Tak Tularkan COVID-19 pada Bayi

Baca Juga: 5 Fakta Medis Galaktorea, Keluarnya ASI saat Tidak Hamil atau Menyusui

Berita Terkini Lainnya