Big Data di Indonesia, Apa Saja Peluang dan Tantangannya?
Di Indonesia, big data masih kekurangan SDM
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times - Sebagian orang mungkin kini tak asing lagi dengan big data, khususnya mereka yang berada di bidang pemasaran, teknologi, riset, dan sebagainya. Big data memang lazim dikaitkan dengan bidang-bidang tersebut.
Big data adalah konsep pengelompokan atau pengumpulan data dalam skala besar, yang terdiri dari berbagai macam jenis data, meliputi data terstruktur, semi terstruktur, dan tidak terstruktur.
Manfaat big data bisa dirasakan ke berbagai bidang, mulai dari bisnis, transportasi, serta pendidikan. Contohnya pun kini bisa dirasakan secara dekat oleh sebagai pengguna. Misalnya, manfaat big data di bisnis adalah memudahkan pelaku usaha untuk memasarkan produknya ke pengguna.
Dalam media sosial, penggunaan big data yang dimanfaatkan pelaku usaha adalah data aktivitas pengguna di media sosial seperti jumlah like, komentar, dan sebagainya.
Data tersebut banyak digunakan untuk memutuskan akan membuat atau menghadirkan produk apa ke pelanggan serta sebagai bahan pertimbangan dalam memasang iklan dan membuat kampanye pemasaran.
Manfaat big data di bidang transportasi adalah memudahkan pengguna untuk mengetahui dan mengunjungi suatu lokasi yang mungkin asing. Salah satu aplikasi yang bisa jadi contoh big data di bidang ini adalah online maps yang menggunakan data dari citra satelit terkait pengelolaan wilayah.
Alhasil, pengguna bisa melihat daerah yang sedang macet di Maps dan membuat penunjuk arah untuk pergi ke lokasi tertentu dengan mudah.
Lantas, bagaimana perkembangan big data di Indonesia
1. Big data memudahkan urusan, tapi sulit diaplikasikan
Pemanfaatan data dalam bisnis saat ini memang mulai banyak dilakukan. Namun, era big data yang digadang-gadang bisa memudahkan banyak sektor pekerjaan nyatanya juga tidak gampang diimplementasikan.
Berdasarkan survey Sharing Vision 2016 di Indonesia, sebanyak 74 persen responden mengaku mengadopsi big data dalam menunjang pengambilan keputusan.
Namun, sebanyak 48 persen responden mengatakan, kendala utama dalam adopsi big data adalah sumber daya manusia, di mana kompetensi yang paling dibutuhkan dalam mengolah big data adalah big data analytic.
Baca Juga: Komit Lindungi Data Pribadi, Pemerintah Ingin Manfaatkan Big Data
Baca Juga: Data Korban Kanjuruhan Berbeda, Emil: Ada Potensi Data Ganda