Betapa Pentingnya Sertifikasi dalam Kelola Sawit Bekelanjutan
Masih banyak petani yang belum memahami sertifikasi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times - Isu mengenai keberlanjutan sawit terus bergulir dan menjadi perhatian negara importir kelapa sawit. Upaya untuk mengusung sistem keberlanjutan dalam perkebunan sawit terus diupayakan semua pihak, salah satunya melalui sertifikasi perusahaan atau petani kelapa sawit keberlanjutan.
Kepala Divisi Perusahaan Palm Oil Plantation Fund Management (BPDPKS), Achmad Maulizal mengatakan, BPDPKS sedang mengembangkan beberapa produk dari kelapa sawit, antara lain uji coba kelayakan B40.
Selain itu, BPDPKS juga sedang mencoba peremajaan sawit rakyat (PSR) melalui program kemitraan dengan perusahaan-perusahaan sebagai apalis, untuk mendapatkan dana peremajaan dari BPDPKS senilai Rp30 juta per hektare.
1. Masih banyak petani belum paham pentingnya sertifikasi
Saat ini, ada dua sertifikasi untuk sawit berkelanjutan, yakni Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) dan Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO).
"Kami mendukung ISPO, karena syaratnya lebih detail dan juga secara perlakuan untuk mendapatkan syarat-syarat tadi itu menjadi bagian dari BPDPKS," kata Maulizal, dalam siaran pers yang diterima IDN Times, Rabu (24/8/2022).
Secara umum, kata Maulizal, masih banyak petani swadaya maupun plasma yang masih belum memahami mengenai pentingnya sertifikasi dari sustanaible palm oil itu sendiri.
Baca Juga: Gubernur Isran ke Kalteng dalam Pertemuan dengan Komunitas Sawit
Baca Juga: 5 Fakta Mengenai Pohon Sawit yang Jarang Diketahui, Penasaran?
Baca Juga: China Impor 1 Juta Ton CPO, Upaya Jokowi Selamatkan Petani Sawit