5 Alasan Gen Z Lebih Pilih Healing daripada Dating, Utamakan Self-Love

- Self-love jadi prioritas utama bagi Gen Z, dengan healing dianggap sebagai bentuk investasi pada kesehatan mental dan emosional.
- Gen Z menghindari drama percintaan yang melelahkan dengan fokus pada healing untuk menjaga stabilitas emosi.
- Healing dianggap memberi manfaat jangka panjang, membantu Gen Z menjaga keseimbangan hidup dan fokus pada karier serta pendidikan.
Bagi banyak orang, masa muda identik dengan jatuh cinta dan menjalin hubungan. Namun, di era sekarang, fenomena berbeda terlihat jelas pada Gen Z. Alih-alih sibuk dengan percintaan, banyak anak muda lebih memilih untuk healing alias meluangkan waktu menenangkan diri, baik lewat travelling, me time, olahraga, hingga merawat kesehatan mental.
Fenomena ini menunjukkan adanya perubahan pola pikir generasi muda yang lebih menekankan pada self-love dan pengalaman personal dibanding drama percintaan. Lalu, apa saja alasan Gen Z lebih memilih healing daripada dating? Yuk, simak penjelasannya berikut ini!
1. Self-love jadi prioritas utama

Bagi Gen Z, mencintai diri sendiri jauh lebih penting sebelum membagi cinta ke orang lain. Healing dianggap sebagai bentuk investasi pada kesehatan mental dan emosional. Dengan melakukan me time, pergi ke tempat baru, olahraga, hingga sekadar istirahat dari rutinitas, mereka bisa kembali menemukan energi positif.
Daripada bergantung pada validasi pasangan, Gen Z lebih nyaman memberi validasi untuk dirinya sendiri. Self-love membuat mereka merasa cukup, bahagia, dan tidak tergantung pada orang lain.
2. Menghindari drama percintaan yang melelahkan

Tidak bisa dipungkiri, hubungan asmara sering kali membawa drama, seperti cemburu, overthinking, salah paham, hingga patah hati. Gen Z yang lebih sadar akan kesehatan mental memilih jalan aman, yakni fokus pada healing.
Healing memberikan ketenangan tanpa beban emosional yang rumit. Dengan begitu, mereka bisa menghindari rasa lelah akibat hubungan yang toxic atau tidak sehat, sekaligus menjaga stabilitas emosi.
3. Healing dianggap lebih memberi manfaat jangka panjang

Bagi Gen Z, healing bukan sekadar tren, melainkan kebutuhan. Aktivitas healing seperti travelling, lari maraton, olahraga di pusat kebugaran, journaling, hingga meditasi terbukti memberi dampak nyata. Stres jadi berkurang, pikiran lebih jernih, dan produktivitas meningkat.
Sementara dating sering kali berujung ketidakpastian, healing selalu membawa keuntungan untuk diri sendiri. Inilah yang membuat banyak Gen Z merasa healing lebih realistis dan bermanfaat dibanding mengejar hubungan yang belum tentu bertahan lama.
4. Fokus pada karier dan pendidikan

Tantangan hidup saat ini jauh lebih kompleks. Biaya hidup tinggi, persaingan kerja ketat, dan tuntutan untuk memiliki skill tambahan membuat Gen Z lebih memilih mengalokasikan waktu dan energi untuk diri sendiri.
Healing menjadi cara untuk menjaga keseimbangan antara produktivitas dan kesehatan mental. Dengan fokus pada karier dan pendidikan, mereka merasa lebih siap menghadapi masa depan, tanpa harus terdistraksi oleh drama percintaan.
5. Healing memberi kebebasan dan kendali penuh atas hidup

Pacaran sering kali membuat seseorang harus kompromi, menyesuaikan jadwal, hingga menahan kebebasan demi pasangan. Berbeda dengan healing, Gen Z bisa menentukan cara mereka menikmati hidup tanpa batasan.
Entah itu solo travelling, lari sore, ngegym, nonton konser favorit, atau sekadar menikmati kopi sendirian, healing memberi rasa bebas sekaligus kendali penuh atas kebahagiaan diri. Hal ini sejalan dengan karakter Gen Z yang menghargai independensi dan fleksibilitas.
Fenomena Gen Z lebih memilih healing daripada dating menunjukkan adanya perubahan prioritas generasi muda. Mereka tidak lagi menempatkan percintaan sebagai pusat kebahagiaan, melainkan menjadikan self-love, kesehatan mental, dan pengalaman pribadi sebagai hal utama.
Healing membantu Gen Z menjaga keseimbangan hidup, menemukan ketenangan, dan merasa cukup dengan dirinya sendiri. Bukan berarti cinta tidak penting, tetapi bagi mereka, mencintai diri sendiri adalah pondasi sebelum mencintai orang lain.