Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Kapten Persib Setuju dengan Larangan Away di Kompetisi Indonesia Super

DSC_0467.JPG
Bobotoh Pertandingan antara Persib Bandung melawan Port FC dalam gelaran Piala Presiden 2025 di Stadion Si Jalak Harupat, Minggu (6/7/2025). IDN Times/Debbie Sutrisno
Intinya sih...
  • Dukung tim harus dengan kedewasaan
  • Edukasi kunci sebelum aturan dicabut
  • Suporter minta surat resmi dari FIFA diperlihatkan
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bandung, IDN Times - PSSI belum mencabut aturan larangan away bagi suporter klub Liga 1. Keputusan ini kembali mencuat usai insiden di laga penutup Liga 1 2024/25 antara Persib vs Persis, yang berujung kerusakan di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) akibat ulah bobotoh.

Kapten Persib, Marc Klok, mendukung penuh kebijakan ini. Baginya, larangan away adalah langkah tepat karena insiden demi insiden terus berulang tanpa adanya pelajaran yang diambil oleh suporter.

“Saya tahu kenapa mereka mempertahankan aturan ini karena banyak insiden sebelumnya dan setiap kali insiden datang suporter juga tidak belajar dari insiden. Akhirnya ya mungkin keputusan ini keputusan yang benar,” kata Klok di Bandung, Senin (11/8/2025).

1. Dukung tim harus dengan kedewasaan

Koreografi Bobotoh Iringi Laga Pamungkas Persib Vs Persis Solo (IDN Times/Azzis Zulkhairil)
Koreografi Bobotoh Iringi Laga Pamungkas Persib Vs Persis Solo (IDN Times/Azzis Zulkhairil)

Klok memahami keinginan suporter untuk selalu hadir, baik saat laga home maupun away. Namun, ia menilai hal itu harus diiringi dengan kedewasaan dan rasa tanggung jawab.

Ia menegaskan, keamanan dan ketertiban di tribun menjadi kunci agar pertandingan bisa dinikmati semua pihak. “Saya tidak mau begitu, pemain (juga) tidak mau begitu, kami juga mau safety, kami mau main yang enak, tidak usah memikirkan masalah di tribun (penonton),” ujarnya.

2. Edukasi kunci sebelum aturan dicabut

Bobotoh di Stadion GBLA saat Persib vs Persis. (IDN Times/Sandy Firdaus)
Bobotoh di Stadion GBLA saat Persib vs Persis. (IDN Times/Sandy Firdaus)

Menurut eks penggawa Timnas Indonesia itu, edukasi kepada suporter adalah hal utama yang harus dilakukan sebelum larangan away bisa dihapuskan. Tanpa kesadaran dan sikap saling menghargai, ia menilai larangan tersebut sebaiknya tetap berjalan.

“Edukasi adalah nomor pertama dan kami harus lakukan yang benar. Kalau itu tidak bisa, memang fan datang saat home saja, kalau itu aturan yang baik ya harus dilakukan. Kalau di Eropa, home dan away pasti sama-sama (antarsuporter),” ujarnya.

3. Suporter minta surat resmi dari FIFA diperlihatkan

Pintu masuk kantor pusat FIFA di Zurich (iStock/JetllnerImages)
Pintu masuk kantor pusat FIFA di Zurich (iStock/JetllnerImages)

Larangan suporter tim tamu datang ke stadion tetap berlaku di Super League musim 2025/26. Aturan ini ditegaskan Direktur Utama I.League (sebelumnya PT Liga Indonesia Baru), Ferry Paulus.

Larangan ini diberlakukan sejak Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 135 korban jiwa pada Oktober 2022 lalu. Kini, suporter mulai gerah dengan aturan tersebut, karena dianggap mengada-ngada. Kecurigaan itu datang dari Paguyuban Suporter Timnas Indonesia (PSTI). Mereka mendesak PSSI dan I.League transparan soal larangan tersebut.

Berkas dari FIFA yang melarang seluruh pertandingan Super League atau kasta di bawahnya harus dipublikasi. Mengingat, kalimat larangan dari FIFA hanya keluar dari mulut PSSI dan I.League.

"Kami belum pernah melihat dokumen resmi dari FIFA yang secara spesifik melarang kehadiran suporter tandang di liga domestik Indonesia. Ini bukan soal izin FIFA. Ini soal keberanian operator liga untuk mengelola risiko dan menjalin koordinasi yang baik dengan aparat keamanan serta komunitas suporter," kata Ketua Umum PSTI, Ignatius Indro dalam keterangan resminya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Galih Persiana
EditorGalih Persiana
Follow Us