Audisi di Bandung, PB Djarum Temukan Bakat Unik

224 pebulu tangkis muda lolos ke tahap berikutnya.

Bandung, IDN Times – Tim Pencari Bakat PB Djarum telah menyeleksi para pebulu tangkis muda kategori usia U-11 dan U-13 dalam tahap screening Audisi Djarum Beasiswa Bulu Tangkis 2019. Dari 705 peserta yang hadir dalam tahap tersebut, Tim Pencari Bakat yang diketuai oleh legenda Christian Hadinata itu memilih 224 pebulu tangkis muda.

Tahap screening digelar pada Minggu (28/7). Dari 224 peserta yang lolos Tahap Screening, 64 peserta dikelompok usia U11 Putra, 27 peserta (U11 Putri), 102 peserta (U13 Putra), dan 31 peserta (U13 Putri). 

Sementara hari ini, Senin (29/7), 224 pebulu tangkis muda yang terpilih akan mengikuti tahap turnamen. Apa saja yang telah didapatkan Tim Pencari Bakat itu?

1. Punya kemampuan yang baik

Audisi di Bandung, PB Djarum Temukan Bakat UnikPB Djarum

Dalam urusan mencari bakat, Christian tak sendirian. Ia ditemani jajaran pelatih PB Djarum yakni Fung Permadi, Lius Pongoh, Denny Kantono, Yuni Kartika, Sigit Budiarto, Hastomo Arbi, Liliyana Natsir, Engga Setiawan, Bandar Sigit Pamungkas, Sulaiman, dan Nimas Rani.

Menurut rilis yang diterima IDN Times, ada beberapa hal unik yang ditemukan Tim Pencari Bakat selama menggelar audisi di GOR KONI, Jalan Jakarta, Kota Bandung. Di antaranya ialah beberapa peserta yang telah menguasai teknik dasar meski usianya masih sangat belia.

“Jawa Barat ini memang unik, selain menurut saya tekniknya rata-rata bagus, backhand-nya juga berbeda dan tajam,” kata Hastomo Arbi, Minggu (27/8).

2. Backhand yang sudah teruji

Audisi di Bandung, PB Djarum Temukan Bakat UnikPB Djarum

Omong-omong soal backhand, Jawa Barat memang punya sejarah. Para pebulu tangkis asal Tanah Priangan ini memang sudah lama unggul dalam urusan backhand.

Lius pongoh mencontohkan: “Dari mulai Lie Sumirat hingga sekarang ada Anthony Sinisuka Ginting. Mereka punya backhand yang khas. Lalu ada Taufik (Hidayat) yang itu sih backhand-nya enggak usah ditanya lagi. Itu sudah seperti tipikal khas pukulannya orang Jawa Barat,” kata Lius.

3. Datang dari berbagai daerah

Audisi di Bandung, PB Djarum Temukan Bakat UnikIDN Times/Galih Persiana

Selain berasal dari Jawa Barat, ada pula para pebulu tangkis muda yang sengaja datang dari daerah lain bahkan di luar Pulau Jawa. Misalnya Bali, Kalimantan Tengah, Bangka Belitung, Lampung, dan Sulawesi Utara. Salah satu di antara mereka ialah Kevin Satrio Wibowo, yang berasal dari Pekanbaru.

Uniknya, Kevin mengaku sudah empat kali mengikuti Audisi Djarum Beasiswa Bulu Tangkis. Bahkan, ia tercatat sempat nyaris berhasil lolos menjadi salah satu penghuni asrama PB Djarum di Kudus, Jawa Tengah.

“Saya hanya masih kurang dalam fisik dan kecepatan. Itu yang saya perbaiki supaya tahun ini bisa masuk PB Djarum,” ujar pelajar kelas 1 SMP PGRI Pekanbaru yang mengidolakan Kevin Sanjaya ini.

4. Mengapa hanya ada dua kategori usia?

Audisi di Bandung, PB Djarum Temukan Bakat UnikIDN Times/Galih Persiana

Berbeda dengan audisi di tahun-tahun sebelumnya, tahun ini Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulu Tangkis hanya mencari bakat dari dua kategori usia, yakni U-11 (berusia 6-10 tahun) dan U-13 (11-12 tahun). Menurut Ketua Tim Pencari Bakat Christian Hadinata, format tersebut diputuskan karena pelatih ingin sedini mungkin dalam mencari bibit pebulu tangkis.

“Sehingga dengan dua format usia ini, kami bisa mengasah mereka dari usia dini yang nantinya bisa semakin matang ketika mereka akan masuk ke pelatnas (Pelatihan nasional). Jadi atlet PB Djarum yang berhasil masuk pelanas sudah memiliki daya saing tinggi dan bermental juara untuk membela Indonesia di masa mendatang,” kata Christian kepada wartawan pada Sabtu (27/7) di GOR KONI, Bandung.

5. Tidak melihat dari posturnya

Audisi di Bandung, PB Djarum Temukan Bakat UnikIDN Times/Galih Persiana

Menurut Fung, dalam mencari bibit pebulu tangkis muda, Tim Pencari Bakat tidak memiliki kriteria khusus terutama dari sisi fisik. Soalnya, tidak mudah memprediksi perkembangan tubuh atlet berusia 11 dan 13 tahun.

“Kami tidak mematok apakah nanti menggunakan tangan kanan atau kiri, dan berpostur tinggi atau pendek. Dalam kategori usia 11 dan 13 tahun, menilai itu terlalu kabur,” kata Fung.

sama dengan postur tubuh tinggi dan pendek. Usia 13/11 tahun, parameter masih terlalu kabur. Tidak ada patokan anak ini dengan tinggi 17 18 tahun bisa berkembang seperti apa., In semua tidak dijadikan parameter utk merekrut seorang atlet.

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya