Klaster DPRD Jabar, 7 Wakil Rakyat Terkonfirmasi Positif COVID-19

Sementara untuk PNS dan non-PNS yang terpapar mereka mayoritas melakukan isolasi di gedung BPSDM, Kota Cimahi. Pemantauan akan dilakukan semaksimal mungkin sehingga dalam 14 hari ke depan mereka bisa dinyatakan sembuh.

Sembari melakukan isolasi, tim dari gugus tugas provinsi sudah menjalankan pelacakan khususnya kepada keluarga semua pegawai yang terpapar. Termasuk ke mana saja mereka dalam beberapa hari ke belakang dan bertemu dengan siapa saja.

Rencananya untuk keluarga pegawai yang terpapar akan menjalani tes swab secara serentak pada Selasa (18/8/2020).

"Saya ingatkan kembali agar bisa lebih disiplin. Kita bisa lihat sekarang di mana-mana ada terpampang bagaimana cara mencegah (penularan COVID-19) seperti mencuci tangan, (menggunakan) masker, dan jaga jarak," kata Taufik.

Dia menegaskan, selama ini masyarakat memang mulai bosan dalam menerapkan protokol kesehatan. Padahal itu mudah dan bisa meminimalisir agar setiap orang bisa terhindar dari paparan COVID-19.

Masyarakat mungkin tidak terbiasa seperti menggunakan masker, makanya sering kali kita lihat di lepas ketika berada di ruang terbuka dan area publik. Taufik berharap kebosanan ini bisa segera hilang agar warga kembali disiplin menerapkan protokol kesehatan.

"Kemarin saja Presiden (Jokowi) ke sini dan mengingatkan agar bisa tetap memakai masker," kata dia.

Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta Ketua DPRD Jabar Taufik Hidayat mengingatkan para anggota dewan agar tidak terlebih dulu melakukan kunjungan kerja ke daerah yang masuk lama zona merah COVID-19. Sebab mobilitas ketika berada di luar kantor itu susah dikendalikan apalagi ketika bertemu masyarakat banyak.

"Ini sudah ada diskusi dan mohon untuk diberikan pengertian tidak masuk ke zona merah," papar Emil.

Dia menyebut, untuk penyebaran kasus COVID-19 di Gedung Sate dan Gedung DPRD Jabar kemungkinan banyaknya ketika mereka berada di luar tempat kerja. Misal, saat pulang dari kantor dan melakukan pertemuan dengan orang lain.

Emil menilai, peralihan dari masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) menuju adaptasi kebiasaan baru (AKB) memang memberikan dampak besar pada penyebaran kasus. Sebab, pergerakan masyararkat jadi semakin luas sehingga bisa bertemu dengan siapapun di manapun.

Maka, dia meminta agar setiap orang tetap menjaga protokol kesehatan yang telah dianjurkan. "Sekarang penyebaran virus bisa datang dari banyak orang, dan itu berbeda dengan kondisi di awal COVID-19," paparnya.