Jadi Juri Desain Ibu Kota, Ini Konsep yang Diusung Ridwan Kamil

Konsep desain kota yang humanis, lanjut Ridwan, di mana para pekerja yang ada di sana tidak harus jalan jauh ke kantor masing-masing. Masyarakat pun bisa berpindah dari satu tempat ke tempat lain dengan mudah, misalnya dengan berjalan kaki.

"Jadi kurangi itu kendaraan, motor dan mobil," ujarnya.

Selain itu bangunan yang akan didirikan juga harus bersifat go green atau ramah lingkungan. Konsep ini tidak seperti konsep perkotaan di Indonesia yang ada sekarang.

"Kemudian kepadatan harus cukup. Tidak padat bikin sesak dan tidak jauh karena hanya menguras transportasi," paparnya.

Tak hanya itu, keindahan kota baru pun akan dibuat indah dengan berbagai sejarah yang ada di Indonesia. Ridwan menyebut, Presiden Soekarno dulu membangun DKI Jakarta memasukan estetika dengan mendirikan monumen nasional (Monas) dan bangunan lain yang kemudian menjadi ikon kota hingga saat ini.

"Dari dulu diatur sedemikian rupa sehingga ada kebanggaan," paparnya.

Terkait dengan penunjukan menjadi juri desain ibu kota baru, mantan Wali Kota Bandung ini mengatakan, tidak mengetahui secara pasti alasan penunjukan dirinya oleh Presiden Jokowi. Permintaan ini langsung datang dari Presiden Joko Widodo tapi disampaikan melalui Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono.

Ridwan tidak sendiri, sebagai juri untuk desain arsitektur dia bersama delapan orang lainnya. Namun, Ridwan pun belum tahu siapa juri selain dia karena belum ada konsolidasi bersama.

"Kalau yang gubernur mungkin baru saya, ini karena keterikatan profesi mungkin," paparnya.

Sebelumnya, Menteri PUPR telah meresmikan sayembara desain tata kota dalam merancang gambar ibu kota negara baru di Kalimantan Timur. Peluncuran sayembara yang menantang para desainer Tanah Air itu dilakukan pada acara Dialog Nasional Rancang Bangun dan Kesiapan Kalimantan Timur Sebagai Ibu Kota Negara, di Balikpapan, Rabu (2/10).

Dia menjelaskan pada tahun 2019-2021 merupakan tahap perancangan kawasan IKN, termasuk di dalamnya yaitu Sayembara Urban Desain yang digelar mulai Rabu (2/10) ini sampai 18 Oktober.  

Desain ibu kota yang diharapkan oleh pihaknya termasuk area Teluk Balikpapan. Ia menjelaskan ibu kota negara yang baru akan menjadi Smart Metropolis. Bahkan Basuki bercita-cita agar ibu kota negara ini tidak hanya menjadi ibu kota Indonesia tapi ibu kota Asia.

Basuki menjelaskan mekanisme sayembara ini meliputi beberapa tahapan yaitu dari pendaftaran dan pemasukan karya, kemudian akan dipilih 5 peserta terbaik, kemudian akan dipilih tiga peserta terbaik. 

tiga karya terbaik ini akan dikolaborasikan dengan diperkaya oleh para ahli perencanaan perkotaan dari luar negeri  atau sayembara internasional. Setelahnya akan ditetapkan pemenang sayembara internasional.

Barulah hasil pengembangan desain dilanjutkan ke tahap penyusunan DED/Dokumen Konstruksi, kemudian baru dilakukan konstruksi fisik.

Ada 13 nama didapuk menjadi dewan juri seperti Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Barat yang dipilih menjadi juri sebagai praktisi arsitektur dan urban desain. Juga Nyoman Nuarta, seorang praktisi pemahat patung terkemuka di Indonesia. Daliana Suryawinata seorang arsitek yang juga diaspora, dan merupakan perwakilan generasi millenial. Selain itu Imam Santoso Ernawi, Ketua Satgas Perencana Pembangunan Infrastruktur IKN. 

Kriteria umum untuk Sayembara Gagasan Desain Kawasan Ibu Kota Negara ini mesti mencerminkan identitas bangsa, menjamin keberlanjutan lingkungan, sosial, dan ekonomi, serta mewujudkan kota yang cerdas, modern, dan berstandar internasional.

Juara I akan menerima hadiah uang sebesar Rp2 miliar, Juara II mendapatkan Rp1,250 miliar, Juara III akan mendapatkan uang senilai Rp1 miliar. Sementara Harapan I mendapatkan uang senilai Rp500 juta, dan Harapan II akan menerima Rp250 juta.

Wah, tidak hanya mendapatkan uang tapi pasti bangga ide desain pemenang ini akan diterapkan untuk membangun ibu kota negara.