IMS 2019: Ini 4 Tips Ridwan Kamil untuk Millenial Indonesia

Perkembangan zaman akan menjadi tantangan berat bagi kaum millenial saat ini. Persaingan yang kompetitif membuat kaum millenial wajib memiliki ekstra skill.

"Jadi anda-anda yang ada di sini harus punya ekstra skill. Modal pintar saja tidak cukup," kata Emil saat hadir dan menjadi pembicara dalam ajang Ajang millennial terbesar di Tanah Air, Sabtu(19/1).

Ia menyebutkan, untuk bersaing dengan perkembangan dunia yang semakin kompetitif, kaum millenial saat ini tidak bisa hanya memiliki satu keahlian (skill). Millenial dituntut memiliki multi-skill seperti digital skill atau leadership skill.  

"Jadi, modal lulus kuliah saja tidak cukup. Sehingga, millenial harus belajar lagi melebihi apa yang sudah dipelajari sekarang," kata dia.

Selain kompetiti, kata Emil, kaum millenial juga dibutuhkan moral dan mental yang kuat untuk menghadapi perkembangan dunia yang semakin ekstrim. Perkembangan dunia khususnya teknologi mampu membawa seseorang terjerumus dalam dua sisi berbeda yakni positif dan negatif.

"Orang yang gak siap bisa terpengaruh ke sisi negatif dan terjerumus ke dalam gelapnya teknologi. Misalnya, mobil digunakan hal positif untuk ngangkut barang bisa jadi duit. Tapi, mobil digunakan merampok, nabrak orang bisa jadi hal yang tragedi," ujar dia.

Karena itu, Emil berpesan agar kaum millenial bisa mempersiapkan diri untuk kekuatan moral dan mental dalam menghadapi dunia yang semakin ekstrim.

Perkembangan teknologi yang semakin canggih ternyata tidak membuat dunia semakin aman. Banyak kelompok yang memanfaatkan teknologi untuk mempengaruhi manusia dengan pemahaman ideologi negatif.

"Kalau Indonesia mau selamat, kita harus berada di tengah. Gimana caranya kita ada di tengah, tidak ke kiri atau ke kanan? Ada namanya Pancasila," ungkap dia.

Emil menyebutkan Pancasila adalah keselamatan bagi masyarakat Indonesia agar tidak terpengaruh dengan ideologi-ideologi baru yang dimanfaatkan sejumlah orang tersebut untuk merusak bangsa.

"Saya sebagai pemimpin (gubernur) akan memasukan ini (Pancasila). Saya punya jumlah rakyat 50 juta. Dua kali jumlah penduduk di Australia. 20 persennya penduduk Indonesia ada di Jawa Barat. Makanya jomblonya paling banyak," celoteh Emil disambut tawa peserta IMS 2019.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyebutkan, perkembangan teknologi saat ini sangat mempermudah aktivitas masyarakat. Seluruh kegiatan bisa terkoneksi secara langsung. Mulai dari bisnis, pekerjaan, berita, hingga aktivitas negatif lainnya.

"Sekarang mau baca berita, online saja. Mau transaksi juga online, mulai transaksi positif sampai transaksi Rp80 juta juga online," canda Emil sambil disambut gelak tawa peserta IMS 2019.

Namun, ia berpesan agar kemajuan teknologi di dunia saat ini bisa dimanfaatkan kaum millenial untuk segi positifnya saja.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, Bangsa Indonesia bisa menjadi negara adidaya pada 2045, mendatang. Namun, kejayaan itu bisa tercapai jika para kaum milenial tetap menjalankan empat issue tersebut dengan optimistis.

"Berdasarkan survei, masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang paling optimis terutama kaum milenialnya," ujar dia.

Selain itu, kata Emil, masyarakat Indonesia harus bisa hidup dalam menjaga kedamaian. Sebab, tanpa kedamaian, impian bangsa Indonesia untuk menjadi negara adidaya pada 2045 tidak akan bisa terwujud.

"Syarat kita menjadi negara adidaya itu harus damai. Transfer people of power di Indonesia harus damai. Mulai pergantian ketua RT hingga presiden. Kalau tidak damai, kita tidak ada waktu untuk mengejar impian itu karena disibukkan untuk mendamaikan pertikaian antara cebong dan kampret," ungkap Emil disambut riuh tepuk tangan dan gelakak tawa kaum millenial.