Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Para pelajar di Muara Enim saat mengikuti upacara Hardiknas. (Dok. Pemkab Muara Enim)

Bandung, IDN Times - Kebijakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi memasukan siswa nakal atau bermasalah ke barak TNI terus mendapatkan penolakan. Kali ini, kecaman muncul dari Forum Orang Tua Siswa (Fortusis) Jawa Barat.

Ketua Fortusis Jawa Barat Dwi Subawanto mengatakan, ada beberapa kebijakan Pemprov Jabar di bawah arahan Dedi yang baik untuk siswa. Namun, ada juga yang justru tidak tepat seperti memasukkan siswa ke barak TNI karena dianggap nakal.

"Itu tidak benar. Memasukkan siswa ke tempat TNI itu mungkin bisa dilakukan negara fasis, tapi untuk negara demokrasi seperti Indonesia tidak seperti itu caranya memperbaiki kedisiplinan siswa. Guru ini yang seharusnya lebih bertanggungjawab atas kedisiplinan siswa," kata Dwi saat dihubungi, Minggu (4/5/2025).

1. Bukan tugas TNI mendidik siswa naka

IDN Times/Debbie Sutrisno

Menurutnya, Indonesia saat ini memiliki sistem di mana siswa harus belajar kedispilinan di sekolah yang diajarkan oleh guru. Ketika memang ada program tambahan untuk memperbaiki sifat tersebut maka tetap harus ada koordinasi dengan sekolah yang sekarang di bawah arahan Kementerian Pendidikan.

Artinya, Dedi tidak bisa seenaknya meminta pemerintah daerah atau orang tua siswa memasukkan anaknya ke markas TNI untuk belajar kedispilinan dengan tidur di barak selama satu minggu atau satu bulan.

"Karena tidak semua yang kemudian masuk belajar dengan TNI setelahnya bisa jadi baik. Bisa saja justru mereka lebih buruk lagi kedisiplinannya," ungkap Dwi.

2. Tak ada regulasi yang jelas

Editorial Team

Tonton lebih seru di