313,9 Hektare Lahan Hutan di Jabar Terbakar, Terjadi di 15 Daerah

08 Sep 2023, 17:30 WIB

Ilustrasi kebakaran hutan (ANTARA FOTO/Anis Efizudin)

Bandung, IDN Times - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat mencatat terdapat lebih dari 313 hektare lahan di area perhutanan mengalami kebakaran. Kondisi ini berada di 46 kecamatan yang tersebar di 15 daerah.

Kasie Kedaruratan dan Logistik BPBD Jabar, Hadi Rahmat menuturkan, data tersebut diambil dari awal tahun hingga 4 September 2023. Dari seluruh lahan yang terbakar Kabupaten Kuningan menjadi daerah dengan luasan lahan kehutanan terbakar paling banyak.

"Ada 165,2 hektare lahan karhutla di sana dengan cakupan dua kecamatan," kata Hadi melalui siaran pers dikutip, Jumat (8/9/2023).

1. Delapan kecamatan di Majalengka juga alami karhutla

Ilustrasi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). (ANTARA FOTO/Rony Muharrman)

Sementara itu, kecamatan paling banyak terdampak karhutla ada di Kabupaten Majalengka dengan delapan area mencakup kecamatan Cigasong, Jatiwangi, Majalengka, Sukahaji, Kasokandel, Kadpaten, Sumberjaya, dan Dawuan. Total lahan yang terbakar di kabupaten ini mencapai 40,3 hektare.

Daerah lain yang luasan lahan karhutlanya cukup besar ada di Subang dengan 15,4 hektare, Karawang 27 hektare, Cirebon 25,4 hektare, serta Sumedang dan Bandung masing-masing 11 hektare.

2. Kapolri ikut pantau kasus kebakaran hutan

Kapolri Jenderal Sigit Listyo Prabowo. (Dok. Humas Mabes Polri)

Sebelumnya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo meninjau penanganan pencegahan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Kalimantan Barat, Sabtu (2/9/2023).

Sigit mendengarkan langsung laporan dari berbagai pihak soal karhutla yang terjadi di beberapa wilayah di Kalimantan Barat.

Pada kesempatan itu, Sigit menanyakan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pemadaman di hotspot atau titik kebakaran. Dari penjelasan yang ada, proses pemadaman tergantung jarak dari lokasi titik api.

3. Lahan yang kebakaran di dekat hotspot dikelola perorangan

Ilustrasi kebakaran hutan (ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas)

Mantan Kabareskrim Polri itu juga mendapatkan informasi rata-rata lahan perkebunan atau lahan bebas yang dekat dengan titik hotspot, dikelola masyarakat atau perorangan.

Sigit mengatakan sumber air adalah hal yang utama dalam menghadapi karhutla. Ia juga meminta jajaran TNI, Polri, Pemda, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Badan SAR Nasional (Basarnas), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan relawan memastikan ketersediaan sumber air.

"Disampaikan ada pembuatan embung saya kira bagus, karena memang, tidak bisa berbuat apa-apa tanpa adanya sumber air," ujar Sigit.