Jadi Puncak Arus Balik, 143.800 Kendaraan Melintas di Jalur Nagreg 

Hari ini, lalu lintas di Nagrek diprediksi mulai landai

Bandung, IDN Times - Kendaraan yang melintas di jalur Nagreg pada arus balik, Minggu (14/4/2024), mencapai 143.800. Jumlah ini diprediksi menjadi yang tertinggi usai libur Lebaran di mana sehari sebelumnya mencapai 100 ribu lebiih.

Humas Posko Nagreg Dishub Kabupaten Bandung Ruddy Heryadi mengatakan, dengan jumlah tersebut puncak arus balik di Nagreg diprediksi sudah selesai. Hari ini kendaraan yang melintas di Nagreg diprediksi mulai landai karena tak banyak kendaraan.

"Jadi kami pastikan bahwa hari minggu kemarin adalah puncak arus balik," kata Ruddy, Senin (15/4/2024).

1. Masih akan terapkan oneway

Jadi Puncak Arus Balik, 143.800 Kendaraan Melintas di Jalur Nagreg IDN Times/Debbie Sutrisno

Meski landai, kepolisian dan dinas perhubungan masih akan menerapkan sistem oneway atau buka tutup jalan karena masih banyak kendaraan yang melintas dari arah tasikmalaya. Terlebih tadi pagi terpantau ada kepadatan dari arah Tasik menuju Bandung.

Menurutnya, masih banyak kendaraan yang belum kembali baik dari Garut maupun dari Tasikmalaya. Namun, jumlah ini tidak akan terlalu banyak dibandingkan dua hari kemarin.

"Jadi hari Senin ini akan lebih landai dibandingkan Sabtu atau Minggu kalau dilihat dari data volume lalu lintas kita," ujarnya.

2. Imbau pemudik tak gunakan jalur alternatif saat hujan atau malam hari

Jadi Puncak Arus Balik, 143.800 Kendaraan Melintas di Jalur Nagreg IDN Times/Debbie Sutrisno

Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Garut menyarankan kepada pengendara arus balik Lebaran tidak melewati jalur alternatif Cisewu, Kamojang, dan Cijapati dari arah Garut untuk menuju Bandung saat malam hari karena memiliki risiko berbahaya, apalagi belum berpengalaman di jalur itu.

"Disarankan untuk menggunakan jalan alternatif Garut-Bandung jangan malam hari, kalau siang tidak masalah," kata Kepala Dishub Kabupaten Garut Satria Budi dikutip dari ANTARA.

Ia menuturkan Kabupaten Garut memiliki sejumlah jalur alternatif yang menghubungkan dengan Kabupaten Bandung, selain jalur utama provinsi lintas Tarogong-Leles-Kadungora menuju Nagreg, Bandung.

Jalur alternatif tersebut, kata dia, memiliki kondisi jalan yang berkelok, tidak terlalu lebar, terdapat tanjakan dan turunan, sehingga membutuhkan kehati-hatian saat melewatinya.

Khususnya jalur selatan lintas Cisewu, lanjut dia, memiliki potensi bahaya bencana alam tanah longsor saat musim hujan yang bisa mengganggu akses jalan tersebut.

"Bisa digunakan dengan catatan disarankan tidak malam hari, apalagi hujan, karena rawan longsor," katanya.

3. Kalau ingin lewat jalan alternatif sebaiknya beramai-ramai

Jadi Puncak Arus Balik, 143.800 Kendaraan Melintas di Jalur Nagreg IDN Times/Istimewa

Jika terpaksa harus melewati jalur alternatif tersebut, kata Satria, sebaiknya bisa beramai-ramai. Tapi apabila turun hujan saat malam hari, tetap disarankan menggunakan jalan utama.

Ia menyebutkan risiko lainnya melewati jalur alternatif lintas Cisewu yakni tersesat saat di kawasan perkebunan. Untuk itu disarankan menggunakan jalur biasa untuk kenyamanan, keamanan, dan keselamatan.

"Ya, sebaiknya jalur biasa," katanya. Pernyataan lain disampaikan Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Garut Iptu Aang Andi Suhandi yang menyarankan pengendara untuk menggunakan jalan utama provinsi atau nasional.

Ia menyebutkan seperti jalur alternatif Cijapati yang menghubungkan Garut dengan Bandung lintas Kadungora itu tidak layak untuk dilewati kendaraan besar seperti bus.

"Kendaraan-kendaraan besar seperti bus 3/4 atau bus besar, kami mengimbau tidak menggunakan jalur alternatif karena medannya cukup sulit, gunakan jalur nasional atau provinsi," katanya.

Baca Juga: 113.000 Kendaraan Melintas Nagreg di H-2 Lebaran 2024

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya