TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mencari Nafkah dari Limbah, Usaha Kreatif Anyaman Eceng Gondok

Limbah ini diolah menjadi produk berbagai kerajinan

IDN Times/Istimewa

Bandung, IDN Times - Di tangan orang-orang kreatif, gulma yang dianggap mengganggu wilayah perairan justru menjadi sumber rezeki. Persoalannya menjamurnya eceng gondok di genangan Waduk Cirata justru menjadi berkah bagi kelompok Cirata Eceng Craft (CIECRA).

Kelompok usaha kreatif warga tersebut mengolah eceng gondok menjadi barang-barang kerajinan yang bernilai guna dan elok. Seperti apa produk yang dihasilkan?  Berikut ulasannya.

1. Dibuat kursi hingga hiasan dinding

IDN Times/Istimewa

Pemilik galeri CIECRA, Duduy Abdullah di Desa Cipeundeuy mengatakan, usaha kreatif tersebut dirintis sejak mengikuti kegiatan PLN Nusantara Power Unit Pembangkitan Cirata (PLN NP UP Cirata) menyambangi pameran di Tasikmalaya. Dari sana, ketertarikannya muncul guna mengolah eceng gondok menjadi berbagai kerajinan.

Duduy pun difasilitasi sarana prasarana untuk mengolah eceng gondok yang merupakan limbah dari waduk cirata bersama masyarakat untuk diolah dan dianyam. Hal senada dikemukakan Rizki Hasan, putra Duduy yang menyebutkan, sang ayah‎ mengembangkan bermacam-macam produk berbahan baku gulma itu berupa kursi, tas, dompet, pot bunga, wadah tisu dan hiasan dinding. Tak cuma melibatkan ibu-ibu di wilayah Cipeundeuy, Duduy juga melatih warga di luar KBB, seperti dari Palumbon, Purwakarta.

Pesanan juga mengalir dari pelaku usaha kreatif dari Kota Bandung, Tasikmalaya. CIECRA bahkan pernah memperoleh pesanan jumbo dari Majalengka berupa satu kontainer hiasan dinding.

"Yang sering dipesan tempat duduk, karpet," ujarnya Duduy saat ditemui di galerinya beberapa waktu lalu. Proses pengerjaan produk kerajinan itu butuh ketekunan dan ketelitian. Eceng gondok sebelumnya harus dikeringkan terlebih dulu atau dijemur sebelum dianyam. Setelah penganyaman, pembersihan dilakukan disusul pengecatan menggunakann pernis agar hasil kerajinan mengkilap.

2. Produk tanaman gulma diminati konsumen

Tas enceng gondok (taskerajinanjogja.com)

Proses pengeringan eceng gondok memakan waktu cukup lama, karena tahapan tersebut bergantung pada cuaca dan cahaya matarahi. Terlebih, durasi penjemuran di darat yang butuh waktu satu bulan. Di musim hujan, Duduy mengakui, proses pengeringan menjadi lebih sulit lagi. Walau begitu, jerih payahnya membangun usaha dan melatih warga membuat kerajinan kreatif anyaman gulma itu menjadi ladang rezeki masyarakat.

Apresiasi atas hasil kerajinan kreatif itu muncul dari Lutfah Qiyadah Rabbaniyah, warga Desa Nanggeleng, Kecamatan Cipeundeuy. Ia menyempatkan diri mendatangi galeri untuk melihat langsung produk-produk anyaman Ciecra. "Unik dan estetik," ucap Lutfah.

Ia mengaku tertarik dengan produk karpet dari anyaman gulma tersebut. Selain bisa dipakai di ruang tamu, karpet tersebut juga elok dipandang.

"Bisa buat foto-foto produk yang saya jual juga," ucap perempuan yang memiliki bisnis online tersebut. Tak hanya menarik minat pembeli, usaha kreatif itu juga memberdayaan ekonomi masyarakat. Salah satunya warga yang memperoleh manfaat ekonomi itu adalah‎ Elis Sumarni.‎

Berita Terkini Lainnya