COVID-19 Ganggu Pendapatan, 3.196 Warga Cirebon akan Terima Rp500 Ribu
Pendataan diminta tidak tumpang tindih
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Cirebon, IDN Times – Pandemi penyebaran virus corona atau COVID-19 yang melanda dunia, termasuk Indonesia, mempengaruhi pendapatan ekonomi masyarakat. Pemerintah dari tingkat pusat, provinsi hingga daerah mencari strategi untuk mengantisipasi kemunculan warga miskin baru (misbar) di tengah wabah ini. Kebijakan pemerintah yang mengharuskan semua orang untuk melakukan karantina diri di rumah masing-masing, membuat hampir sebagian besar aktivitas ekonomi lumpuh.
Mengantisipasi warga terdampak ekonomi akibat pandemi ini, pemerintah Kota Cirebon melakukan pendataan rumah tangga tepat sasaran (RTS) dan warga miskin baru (misbar) untuk memberikan bantuan kebutuhan pokok hingga kompensasi uang bulanan. Program tersebut digulirkan oleh pemerintah pusat dan Pemprov Jawa Barat. Pemerintah Daerah Kota Cirebon memastikan tidak akan terjadi tumpang tindih dalam mendata warga penerima manfaat.
1. Pemprov Jabar kucurkan dana Rp5 triliun
Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Kota Cirebon, Iing Daiman menjelaskan, pandemi COVID-19 ini berdampak pada menurunnya tingkat pendapatan keluarga. Maka itu, masalah demikian sedang ditangani oleh semua level pemerintah. Di antaranya Pemprov Jabar akan mengucurkan dana sekitar Rp5 triliun untuk menanggulangi kemunculan warga misbar yang terdampak akibat pandemi COVID-19 di Jawa Barat.
Keputusan itu dibuat oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil saat virtual meeting dengan seluruh kepala dinas kota/kabupaten. Salah satu kesimpulan dari rapat tersebut adalah pendataan misbar tidak boleh tumpang tindih.
“Saat virtual meeting dengan Kadinsos se-Jawa Barat, salah satu kesimpulannya yaitu tidak boleh terjadi tumpang tindih (pendataan misbar). Di Kota Cirebon sendiri kami sudah punya data by name dan by address. Permasalahan ini tidak hanya terjadi di Indonesia, atau Cirebon saja. Tapi masalah yang mendunia,” ujarnya Iing melalui rekaman video conference, Senin (6/4).