TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Hingga Agustus 2024, 1.304 Warga Sukabumi Positif DBD, 6 Meninggal

Waspadai demam berdarah dengue

Ilustrasi Nyamuk Mengigit Manusia (Pixabay/nuzree)

Kota Sukabumi, IDN Times - Sebanyak 1.304 warga Kota Sukabumi terjangkit demam berdarah dengue (DBD) selama Januari-Agustus 2024. Dari ribuan warga yang terjangkit, enam di antaranya meninggal dunia karena gigitan nyamuk Aedes aegypti.

Adapun secara rinci, kasus DBD yang terjadi per bulannya di antaranya Januari sebanyak 129 kasus, Februari 167 kasus, Maret 139 kasus, April sebanyak 204 kasus, Mei 220 kasus, Juni 173 kasus, Juli 162 kasus dan Agustus sebanyak 110 kasus.

1. Sebanyak 6 orang meninggal dunia

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Sukabumi, Drg Wita Darmawanti mengatakan, ada enam orang warga Kota Sukabumi yang meninggal dunia akibat terserang DBD.

"Dari semua kasus yang ada, enam di antaranya meninggal dunia," kata Wita, Rabu (11/9/2024). 

Meski demikian, dia bersyukur bahwa ada penurunan angka kasus dari bulan Juli hingga Agustus.

2. Warga diminta cegah penyebaran DBD

Dalam menanggulangi kasus DBD, pihaknya meminta agar masyarakat peduli terhadap kesehatan lingkungan di sekitar rumah untuk meningkatkan angka bebas jentik nyamuk (ABJ). Masyarakat juga dianjutkan untuk membiasakan melakukan 3M; menguras, menutup, dan mengubur barang-barang yang dapat menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk.

"Saat ini warga lebih banyak meminta dilakukan fogging atau pengasapan. Padahal, fogging merupakan upaya terakhir setelah melakukan 3M yaitu menguras tempat penampungan air, menutup rapat semua tempat penampungan air agar nyamuk tidak bisa masuk," ujarnya.

Tak hanya itu, Dinkes juga mendorong masyarakat agar menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

"Untuk mencegah dari gigitan nyamuk aedes aegypti warga bisa mengoleskan cairan anti nyamuk di beberapa bagian tubuh saat beraktivitas di dalam dan luar rumah maupun hendak tidur. Mulai menanam tanaman pengusir nyamuk dan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J)," jelasnya.

Berita Terkini Lainnya