TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kekeringan, Produksi Padi di Majalengka Diprediksi Turun

Pemerintah mengaku sudah melakukan sejumlah upaya antisipasi

Sekelompok orang sedang manyi atau panen di sawah. (Pixabay.com/ignartonosbg)

Majalengka, IDN Times- Produksi padi di Kabupaten Majalengka pada 2024 ini diperkirakan mengalami penurunan dibanding tahun lalu. Hal tersebut seiring dengan musibah kekeringan yang terjadi di daerah itu, sejak beberapa bulan lalu.

Kabid Ketahanan Pangan Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Peternakan (DKP3) Kabupaten Majalengka Ence mengatakan, pada 2023 lalu produksi padi di angka 657,081 ton. Adapaun tahun ini, produksi padi diperkirakan hanya di angka 560, 135,198 ton.

"Sehingga diprediksi terjadi penurunan produksi sebesar 96,945,802 ton, atau sekitar 14,75 persen," kata Ence.

1. Kekeringan jadi pemicu prediksi penurunan produksi padi

Ence menyebutkan, prediksi tersebut berdasarkan kondisi alam yang terjadi saat ini. Musim kemarau tahun ini, kata dia, memicu terjadinya musibah kekeringan yang cukup luas.

"(Pemicunya) Faktor kekeringan. Meskipun itu belum terjadi ya" jelas dia.

Dari catatan DKP3, hingga Juli kemarin, kekeringan lahan pertanian terjadi di lahan seluas 1098 hektare. Kendati demikian, kekeringan paling luas masih dalam kategori ringan yakni 620 hektar.

"Kategori sedang 215 hektare, berat 227 hektare dan karena fuso 36 hektar," papar dia.

Pada 2023 lalu, kata Ence, kekeringan lahan pertanian di kisaran 1196 hektare, dengan kategori ringan seluas 615 haktare. "Kategori sedang 308 hektare, berat 172 hektar, dan fuso 101 hektare," jelas dia. 

2. Langkah-langkah yang dilakukan pemerintah

Angka penurunan produksi padi itu masih sebatas perkiraan. Ence mengaku pemerintah sudah melakukan beberapa langkah antisipasi.

 "Antisipasi supaya tidak meluas, kami juga sudah membuat posko . Posko penanggulangan kekeringan. Kami punya tim yang tersebar di 26 kecamatan," jelas dia.

Selain dari internal DKP3, kata dia, dinas juga melibatkan stakeholder lain, termasuk Pemdes. "Yang salah satunya itu rekan-rekan kami dari penyuluh bekerja sama dengan pemerintah desa setempat dan unsur lain," jelas dia. 

"Kami memaksimalkan embung. Kami juga, untuk menariknya itu ada (mesin pompa) yang berkapasitas besar dan kecil. Tergantung dari jauhnya air," kata dia. 

Berita Terkini Lainnya