Kekeringan, Produksi Padi di Majalengka Diprediksi Turun

Pemerintah mengaku sudah melakukan sejumlah upaya antisipasi

Majalengka, IDN Times- Produksi padi di Kabupaten Majalengka pada 2024 ini diperkirakan mengalami penurunan dibanding tahun lalu. Hal tersebut seiring dengan musibah kekeringan yang terjadi di daerah itu, sejak beberapa bulan lalu.

Kabid Ketahanan Pangan Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Peternakan (DKP3) Kabupaten Majalengka Ence mengatakan, pada 2023 lalu produksi padi di angka 657,081 ton. Adapaun tahun ini, produksi padi diperkirakan hanya di angka 560, 135,198 ton.

"Sehingga diprediksi terjadi penurunan produksi sebesar 96,945,802 ton, atau sekitar 14,75 persen," kata Ence.

1. Kekeringan jadi pemicu prediksi penurunan produksi padi

Kekeringan, Produksi Padi di Majalengka Diprediksi TurunAnak-anak Tengah Bermain Bola di Area Sawah yang Alami Kekeringan di Desa Citapen, Kecamatan Cihampelas, KBB. (Rizki/IDNTimes)

Ence menyebutkan, prediksi tersebut berdasarkan kondisi alam yang terjadi saat ini. Musim kemarau tahun ini, kata dia, memicu terjadinya musibah kekeringan yang cukup luas.

"(Pemicunya) Faktor kekeringan. Meskipun itu belum terjadi ya" jelas dia.

Dari catatan DKP3, hingga Juli kemarin, kekeringan lahan pertanian terjadi di lahan seluas 1098 hektare. Kendati demikian, kekeringan paling luas masih dalam kategori ringan yakni 620 hektar.

"Kategori sedang 215 hektare, berat 227 hektare dan karena fuso 36 hektar," papar dia.

Pada 2023 lalu, kata Ence, kekeringan lahan pertanian di kisaran 1196 hektare, dengan kategori ringan seluas 615 haktare. "Kategori sedang 308 hektare, berat 172 hektar, dan fuso 101 hektare," jelas dia. 

2. Langkah-langkah yang dilakukan pemerintah

Kekeringan, Produksi Padi di Majalengka Diprediksi TurunInin Nastain IDN Times/ Mabar (Majalengka Berbicara)

Angka penurunan produksi padi itu masih sebatas perkiraan. Ence mengaku pemerintah sudah melakukan beberapa langkah antisipasi.

 "Antisipasi supaya tidak meluas, kami juga sudah membuat posko . Posko penanggulangan kekeringan. Kami punya tim yang tersebar di 26 kecamatan," jelas dia.

Selain dari internal DKP3, kata dia, dinas juga melibatkan stakeholder lain, termasuk Pemdes. "Yang salah satunya itu rekan-rekan kami dari penyuluh bekerja sama dengan pemerintah desa setempat dan unsur lain," jelas dia. 

"Kami memaksimalkan embung. Kami juga, untuk menariknya itu ada (mesin pompa) yang berkapasitas besar dan kecil. Tergantung dari jauhnya air," kata dia. 

3. Ada bantuan pompa dan benih untuk petani

Kekeringan, Produksi Padi di Majalengka Diprediksi TurunHumas Pemkab/ penyaluran bantuan pompa

Pompanisasi salah satu langkah pemerintah untuk mengantisipasi gagal panen lantaran kekeringan. Hingga saat ini, sudah disalurkan sebanyak 107 unit pompa air kepada kelompok tani.

"Dan kami telah mengusulkan lagi sebanyak 543 unit ke Kementerian pertanian," beber Ence.

Di luar itu, Ence mengklaim, pemerintah juga akan memberikan bantuan kepada para petani yang mengalami gagal panen. Mereka nantinya akan diberi bantuan benih padi.

"Mereka juga didaftarkan dalam program asuransi usaha tani padi (AUTP). 

Untuk program AUTP sendiri, sejatinya terdapat dua sumber anggaran yakni APBD provinsi dan kabupaten. Dari APBD provinsi, lanjut Kabid, sudah didaftarkan seluas 5035 hektare lahan, dengan jumlah petani sebanyak 6825 orang.

"Adapun kuota AUTP dari APBD kabupaten, tidak ada. Karena keterbatasan anggaran," ungkap dia.

Lebih jauh dijelaskan Ence, progres program AUTP itu sudah keluar polis. "Beberapa petani yang mengalami kekeringan sedang dalam proses pengajuan klaim asuransinya. Sedangkan AUTP swadaya petani sampai saat ini belum ada yang diajukan," jelas dia.

Baca Juga: Fasilitas Pendukung BIJB Kertajati Majalengka Belum Memadai

Baca Juga: Musim Kemarau, 21 Kecamatan di Cirebon Terancam Kekeringan

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya