TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Revolusi Teknologi, Tito Karnavian Minta IPDN Perbaiki Kurikulum

Tito memberi contoh Harvard dan Cambridge

Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian (Dok. Kemendagri)

Sumedang, IDN Times – Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengatakan bahwa zaman telah berubah dengan cepat seiring dengan semakin mutakhirnya teknologi yang tercipta. Teknologi telah membawa perubahan dalam berbagai bidang, termasuk dunia pendidikan.

Dengan fenomena itu, Tito berharap Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) tidak gagap teknologi dalam menerapkan kurikulum pendidikannya. Pasalnya, bagi dia, masyarakat telah menuntut Aparatur Sipil Negara (ASN) agar memiliki wawasan luas dan memahami kemajuan teknologi.

1. Revolution in all affairs

IDN Times/Galih Persiana

Tito mengatakan, dunia saat ini tengah memasuki revolusi dalam semua urusan. Revolusi ini, kata dia, terjadi begitu cepat sehingga instansi pendidikan seperti IPDN mesti terus mengikuti perkembangannya dengan seksama.

“Ini namnya revolusi in all affairs, revolusi di segala urusan, segala bidang. Jadi sama, pemerintahan pun harus menerapkan teknologi informasi ini,” tutur Tito, ketika ditemui wartawan usai menjadi inspektur upacara dalam pelantikan praja muda IPDN di Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat, Kamis (31/10).

2. Berharap IPDN punya praja dengan wawasan luas

IDN TImes/Kemendagri

Maka itu, lanjut Tito, IPDN mesti betul-betul menyiapkan diri untuk membentuk aparatur negara yang memahami revolusi tersebut. “Aparatur yang memiliki fisik yang kuat, sehat, kemudian wawasan pemikiran yang luas, akademis, kemudia juga memiliki moralitas yang baik sebagai pelayan masyarakat,” katanya.

Dengan begitu, Tito berharap IPDN untuk menangkap perubahan-perubahan yang terjadi sebagai dampak dari revolusi tersebut. Salah satunya melalui perubahan kurikulum agar lebih lentur terhadap zaman.

“Kurikulum bisa di-update terus. Jangan kurikulum lama diimplementasikan pada praja yang ada,” ujar Tito.

3. Perpustakaan Harvard dan Cambridge

Ilustrasi PNS (IDN Times/Irwan Idris)

Tito mencontohkan, IPDN harus bisa mengiktui apa yang dilakukan kampus-kampus raksasa macam Harvard dan Cambridge. Menurut dia, kedua universitas itu dapat menangkap perubahan zaman dengan baik dan cermat salah satunya lewat pelayanan perpustakaan.

“Zaman dulu perpusatakaan besar sekali, buku-buku di sana. Zaman sekarang namanya E-Book, E-Library. Contoh Harvard, Cambridge, kita bisa order langganan sebagai costumer. Tinggal klik search and find, (misalnya tentang) pengelolaan desa, manajemen of village. Buka, nanti keluar semua hasil penelitian seluruh dunia. Terobosan kreatif bisa muncul di situ,” katanya.

Berita Terkini Lainnya