Ishaaq Mustaqim, Perampok Kanada yang Hijrah di Bandung
Ishaaq sudah delapan tahun memeluk agama Islam
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times – Ishaaq Mustaqim tak akan pernah melupakan masa lalunya. Pria asal Kanada yang berdarah Swedia ini adalah seorang perampok bank, peminum berat alkohol, pecandu narkoba, pericuh di depan umum, dan pelaku kriminal tingkat berat lainnya. Tapi itu adalah Ishaaq yang dulu, sebelum dia benar-benar memeluk Islam.
Di antara para demonstran Aksi Palestine Solidarity Day yang digelar di Masjid Pusdai Bandung pada Jumat (29/11), Ishaaq tampil mencolok. Ukuran badannya lebih besar dibanding demonstran lainnya. Tattoo dengan mudah terlihat di lengan kiri, kepala, dan lehernya.
Seorang orator memintanya untuk tampil di hadapan puluhan massa yang berkumpul menyuarakan kebebasan Palestina dari penindasan Israel. Dengan percaya diri, Ishaaq yang ditemani seorang penerjemah, melanjutkan orasi dan menceritakan pentingnya membela Palestina yang ia klaim sebagai tanah kaum muslim.
Setelah berorasi selama 10 menit, ia langsung kembali ke barisan. Namun, Ishaaq disetop sejumlah demonstran yang mengajaknya berswafoto. Kala itu, ia bak artis yang ditunggu-tunggu para fans-nya.
1. Pernah menjadi miliarder
Ishaaq adalah seorang warga negara asing asal Kanada yang mengalami perubahan prinsip, utamanya setelah tinggal selama kurang lebih delapan tahun di Indonesia. IDN Times mewawancarai Ishaaq setelah ia sibuk melayani beberapa demonstran untuk berswafoto.
Sebelum memulai wawancara, Ishaaq meminta Saya untuk mengikuti akun Instagram-nya terlebih dahulu, yakni @ishaaqmustaqim. Permintaan itu pun dikabulkan.
Ishaaq mengatakan ia memilih Islam sebagai agama yang ia anut saat ini karena berhasil membawa kebahagiaan baginya. Ia mengaku pernah hidup bergelimang harta dari hasil berbuat kriminal.
“Saya pernah menjalani gaya hidup seorang miliarder. Menunggangi Mercy (Mobil Mercedes Benz), dan membeli rumah mewah. Saya punya banyak uang dan harta, tapi itu ternyata tidak membuat saya bahagia,” kata Ishaaq, kepada IDN Times di Masjid Pusdai, Jumat (29/11).