Ibu Millennial Bandung Bersatu, Suarakan Pentingnya Kemandirian
Ibu tak bisa hanya mengandalkan suami
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times – Hari Ibu yang jatuh tiap 22 Desember menjadi momentum penting bagi masyarakat dunia dalam mengingat kembali jasa-jasa seorang ibu. Pandangan tiap orang tentang sosok ibu mungkin berbeda-beda, tapi ada pula pandangan yang tak biasa dari kelompok ibu-ibu asal Kota Bandung bernama Sensei All Star.
Tidak hanya kembali mengenang jasa ibu, mereka ingin menyuarakan bahwa seorang ibu semestinya dapat hidup mandiri.
Sensei All Star merayakan Hari Ibu dengan merilis sebuah video berdurasi kurang lebih 17 menit dan menerbitkannya di platform YouTube. Video talk show dengan pendekatan vox-pop ini mengundang perempuan dari berbagai kelompok usia dan latar belakang, untuk ditanyai tentang peran perempuan.
Tidak hanya peran perempuan di dalam keluarga, mereka juga ditanyai pandangannya tentang perempuan dalam berkarier dan menjadi mandiri secara finansial.
Sensei All Star sendiri merupakan sebuah kelompok bisnis jaringan yang lahir di Bandung dan didominasi oleh perempuan. Kini, kelompok yang berdiri sejak Februari 2021 tersebut telah memiliki 3.500 orang anggota.
Tujuan utama dari Sensei All Star adalah sebagai wadah untuk bertransformasi, mengembangkan diri, dan meraih mimpi.
1. Jadi wanita harus mandiri, karena gak melulu ada kehadiran suami
Bagi Qisthina Ghaisani, Founder dari Sensei All Star, perempuan harus mampu hidup mandiri karena banyak alasan yang melatarbelakanginya. Dengan hidup mandiri, kata dia, perempuan dapat melawan kultur keliru di Indonesia di mana pria sering kali dipandang lebih mampu mengoptimalkan potensinya dalam berkarier, bekerja dan berpendidikan.
“Banyak perempuan yang terkungkung dalam peran istri dan anak, yang pada akhirnya perempuan harus menggantungkan hidup pada suami. Padahal pada dasarnya seseorang tidak boleh menggantungkan hidup pada orang lain,” kata Qisthi, dalam rilis yang diterima pada Sabtu (22/12/2021).
Kemandirian juga diperlukan karena ada beberapa waktu di mana perempuan tak dapat didampingi oleh suaminya dalam memutuskan sesuatu. “Bisa jadi kita (perempuan) akan ditinggal suami. Ya, suami bisa saja pergi meninggalkan kita (atas alasan perceraian hingga meninggal dunia), dan kita sebagai ibu harus tetap bisa melindungi anak dan diri sendiri,” katanya.
Di sisi lain, ketika seorang perempuan apalagi yang telah menyandang status ibu mampu mencapai kemandirian, ketika itu pula ia bisa menjadi role model untuk anak-anaknya.
Baca Juga: Perempuan-Perempuan Tangguh di Balik Sumpah Pemuda
Baca Juga: Sambut Hari Ibu, Ibu Ibukota Awards Apresiasi 5 Sosok Perempuan Hebat
Baca Juga: Jokowi: Indonesia Butuh Perempuan Pengusaha agar Ekonomi Maju