TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Tiga Penumpang Positif COVID-19, Penggunaan KRL Harus Dikaji Ulang

Jangan sampai kita terpapar virus corona karena tak waspada

Sejumlah penumpang berjalan di dekat gerbong KRL Commuter Line di Stasiun Bogor, Jawa Barat, Rabu (15/4/2020). ANTARA/Arif Firmansyah

Bandung, IDN Times - Pemerintah pusat diminta untuk mengkaji kembali operasional Commuter Line atau Kereta Rel Listrik (KRL) selama penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di wilayah Bogor, Depok, Bekasi (Bodebek). Hal itu setelah ada tiga orang yang positif terpapar COVID-19 usai mengikuti tes swab yang dilakukan di Stasiun Bogor.

Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat Berli Hamdani mengatakan, tes swab kepada 379 penumpang KRL merupakan pemeriksaan yang sengaja dilakukan. Hal tersebut merupakan langkah proaktif pemerintah untuk mendeteksi lebih dini warga yang terinfeksi virus corona. Hasilnya, setelah dilakukan pengecekan di laboratorium diketahui terdapat tiga orang yang positif corona.

"Kita ingin proaktif dan mengetahui lebih dini di mana ada (orang terpapar corona) dan seberapa membahayakan penyebaran tersebut," ujar Berli dalam konferensi pers, Senin (4/5).

Untuk satu orang yang terpapar sudah dirujuk ke RS Persahabatan karena pada saat pemeriksaan yang bersangkutan memiliki penyakit lain. Sedangkan dua orang lainnya sudah melakukan isolasi secara mandiri.

1. Penumpukan masih terjadi di sekitar stasiun

Bupati Bogor Ade Yasin (kanan) memantau operasional perjalanan KRL Commuter Line di Stasiun Bojonggede, Jawa Barat, Senin (20/4/2020). ANTARA/Yulius Satria Wijaya

Berli menuturkan, pemeriksaan di stasiun dilakukan karena selama ini selalu ada penumpukan penumpang di saat mereka akan masuk ke KRL dari Bogor menuju Jakarta. Meski penumpang menjaga jarak di dalam KRL ketika penumpukan yang tidak menjaga jarak terjadi di sekitar stasiun maka upaya untuk menekan penyebaran virus corona tidak bisa optimal.

Berli menuturkan, Pemprov Jabar sudah memberikan rekomendasi kepada pemerintah pusat dan perusahaan yang mengoperasikan KRL agar memperketat jarak antarorang di dalam stasiun, bukan hanya di dalam KRL-nya.

"Jika memang operasional KRL tidak bisa dihentikan total maka lakukan physical distancing. Jadi kalau biasa kapasitas 100 orang kalau bisa setengahnya saja atau sepertiga saja," ungkap Berli.

2. Tes swab akan terus ditingkatkan

Humas Pemprov Sulteng

Berli menuturkan, Pemprov Jabar akan terus melakukan rapid test maupun tes swab menggunakan alat PCR. Saat ini ada sekitar 40 ribu alat PCR yang siap digunakan, di mana sudah ada 5.000 yang terpakai.

Angka ini, lanjut Berli, terbanyak dibandingkan dengan provinsi lain. Dia pun memastikan dalam waktu dekat Pemprov Jabar bisa melakukan pengetesan lebih dari 1.000 sample setiap harinya dengan alat terbaru yang tengah disiapkan.

"Dalam satu hari ini kita sedang tahap finalisasi. Dan minggu ini mudah-mudahan bisa jalan dan secara full akan ada di Labkesda Jabar," pungkasnya.

Baca Juga: Ini Cara Menangkal Virus Corona di KRL dan Transportasi Publik Lainnya

Berita Terkini Lainnya