TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Selain Baltos, Satu Pasar di Bandung Uji Coba Gunakan PeduliLindungi

Penerapan PeduliLindungi di pasar tradisional tidak gampang 

Ilustrasi praktik peduli lindungi (IDN Times/istimewa)

Bandung, IDN Times - Pemerintah Kota Bandung berencana menerapkan kembali aplikasi PeduliLindungi di satu pasar tradisional. Saat ini satu pasar yang sudah melakukan uji coba adalah pasar di Balubur Town Square (Baltos).

Kepala Dinas Kesehatan Ahyani Raksanagara mengatakan, pemberlakukan kode batang dengan pemanfaatan aplikasi PeduliLindungi di pasar tradisional memang tidak mudah. Banyak persyaratan yang harus diterapkan termasuk vaksinasi kepada pedagangan dan alur keluar masuk pembeli di pasar.

"Makanya untuk QR Code ini pedagang harus sudah divaksin. Meski baru uji coba tapi ke depan akan semakin diperluas. Kemenkes minta ada dua tempat untuk uji coba (di pasar tradisional), satu lagi sedang disiapkan untuk cakupan vaksinasinya," ujar Ahyani ditemui di Balai Kota Bandug, Selasa (5/10/2021).

1. Pengawasan untuk masuk keluar pembeli harus ketat

Ilustrasi pasar tradisional IDN Times/Ervan Masbanjar

Selama ini kesulitan menentukan pasar tradisional menerapkan penggunaan aplikasi PeduliLindungi tidak terlepas dari akses masuk dan keluar pasar yang sangat banyak. Misalnya di Pasar Sederhana, terdapat 20 pintu masuk yang bisa digunakan.

Dengan penggunaan aplikasi yang harus melakukan pemindaian saat masuk dan keluar pasar, maka sulit dilakukan ketika aksesnya terlalu banyak. Untuk memudahkan penggunaan ini, hanya pasar dengan akses satu pintu atau dua pintu saja yang memungkinkan.

"Karena keluar masuk ini harus dicek. Kalau kebanyakan pintunya akan sudah pengecekan," ujar Ahyani.

2. Seluruh pedagang harus divaksin lebih dulu

IDN Times/Istimewa

Selain akses yang wajib dibatasi, penerapan PeduliLindungi di pasar tradisional pun harus dipastikan dengan vaksinasi kepada seluruh pedagang. Pemkot Bandung tidak bisa mencegah penyebaran virus corona
di pasar dengan aplikasi ini ketika para pedaganganya belum mendapatkan vaksin.

Sayangnya vaksinasi kepada pedagang sulit dilakukan. Mereka selalu beralasan tidak bisa ikut vaksin karena harus jaga kios. Tidak mungkin meninggalkan dagangannya untuk vaksin karena takut ada pembeli yang datang.

"Ini jadi tantangan dalam vaksinasi pedagang. Karena mereka ada yang minta siang atau dinantikan saja," ungkap Ahyani.

Hingga hari ini, setidaknya sudah 40 persen pedagang di seluruh Kota Bandung sudah mendapat vaksin dosis pertama.

Baca Juga: Dear Warga Bandung, Masuk Pasar Tradisional Bakal Pakai PeduliLindungi

Berita Terkini Lainnya