Seabad Gedung Sate, Berbagai Fasilitas Dibangun untuk Memanjakan Warga
Pembukaan Gedung Sate secara umum bagi masyarakat tertunda
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times - Gedung Sate saat ini memasuki usianya yang seabad atau genap 100 tahun. Sebagai salah satu gedung bersejarah di Jawa Barat, bahkan di indonesia, Gedung Sate saat ini digunakan sebagai utama Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menuturkan, Gedung Sate merupakan salah satu gedung artistik yang digunakan para pejabat daerah. Dari segi estetika pun gedung ini bisa dibilang paling gahar dibandingkan dengan gedung pemerintahan lain bagi sesama gubernur bahkan kementerian sekalipun.
Gedung yang menjadi simbol perjuangan ini pun memiliki nilai sejarah yang mendalam. Sebab, pembangunan gedung ini pun melibatkan kerja sama dari seluruh rakyat Jawa Barat.
"Sekarang Gedung Sate sangat melekat dengan warga Jabar. Saat ini kalau kita ingat warga Jabar pasti akan ingat dengan Gedung Sate. Sama halnya ketika mengingat Bandung, yang diingat salah satunya pasti Gedung Sate," ujarnya, Senin (27/7/2020).
1. Pembangunan Gedung Sate menghabiskan enam juta gulden
Dia menuturkan, dari sejarah yang dipelajarinya, enam sate yang tertusuk di atas menara ini menandakan bahwa Gedung Sate menghabiskan 6 juta gulden dalam pembangunannya.
Atas berbagai sejarah yang tertanam di Gedung Sate, Emil pun merasa bangga menjadi orang yang berada dalam sejarah Gedung Sate. Sebab, di saat 100 tahun gedung ini dia mendapat mandat dari masyarakat menjadi seorang gubernur.
"Allah selalu memberikan ujian dan kesempatan bagi saya untuk masuk dalam sebuah sejarah. Ketika menjadi Wali Kota Bandung, ada 100 tahun KAA (Konferensi Asia Afrika). Dan sekarang ketika menjadi gubernur ada perayaan 100 tahun Gedung Sate," kata Emil.
Baca Juga: Seabad Gedung Sate: Arsitektur Belanda yang Tak Mengkhianati Budaya