TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pengusaha Katering Bandung Tahan Harga Meski Pemerintah Naikkan BBM 

Pelaku usaha ajak warga adakan pernikahan di gedung

IDN Times/Debbie Sutrisno

Bandung, IDN Times - Seiring penurunan level PPKM COVID-19, sejumlah aktivitas mulai normal. Salah satu yang dinanti pelaku usaha adalah kemudahan kegiatan pernikahan di dalam gedung.

Ketua Perkumpulan Penyelenggara Jasaboga Indonesia (PPJI) Kota Bandung Disa Sandhi mengatakan, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi secara langsung memberikan dampak pada kenaikan harga bahan baku katering yang biasa digunakan untuk pernikahan. Kenaikan tersebut jelas menjadi dilema bagi pengusaha karena takut tidak laku ketika nominal harga makanan dinaikkan untuk berbagai kegiatan termasuk pernikahan.

"Kalau kita naikkan nanti klien malah kabur. Sekarang mau diturunkan juga tidak bisa. Jadi yang paling mungkin menahan harga meski provit yang didapat pasti turun," ujar Disa dalam diskusi Bandung Wedding Catering Expo 2022, Jumat (9/9/2022).

1. Sudah banyak permintaan agar undangan pernikahan tidak dibatasi

Ilustrasi Pernikahan (IDN Times/Mardya Shakti)

Disa mengatakan, saat ini banyak anak muda yang ingin menyelenggarakan pernikahan bisa mendatangkan banyak tamu, tidak dibatasi. Ini merupakan angin segar untuk para pelaku usaha di sektor katering pernikahan maupun event organizer (EO).

Namun, kabar tersebut bisa berubah 180 derajat ketika aturan kembali diperketat dan harga untuk menyelenggarakan semakin naik.

"Dulu paling hanya 200-300 orang diperbolahkan. Sekarang sudah banyak yang bosan dengan hajatan yang dibatasi dan mereka minta acara bisa lebih 100 persen kapasitas gedung," kata dia.

2. Banyak pelaku usaha katering merugi selama pandemik

Pameran pernikahan. IDN Times/Debbie Sutrisno

Dia menuturkan, selama pandemik COVID-19 tidak sedikit pelaku usaha yang merugi dan gulung tikar karena tidak bisa berusaha secara maksimal. Dalam dunia katering banyak pelaku usaha yang selama ini susah berjualan karena biasanya memanfaatkan kegiatan pernikahan.

Ketika mereka berjualan secara daring (online) masuk ke pabrik atau rumahan dalam skala sedang, tidak menutup jumlah uang yang harus dikeluarkan.

"Industri katering itu ada yang harian ada juga yang mengandalkan pernikahan. Nah yang pernikahan ini susah jalan karena mereka jualan online juga susah bersaingnnya dengan kafe atau rumah makan yang sudah ada sebelumnya," ujar Disa.

Berita Terkini Lainnya