Musim Kemarau, 1.682 Hektare Lahan Pesawahan di Jabar Terkena Puso
Pemda terus berupaya mengatasi kekurangan air bersih warga
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times - Musim kemarau tahun ini membuat lahan pertanian mengalami kekeringan. Berdasarkan data yang Dinas Pertanian dan Holtikultura Jawa Barat, lahan yang mengalami puso mencapai 29.913 hektare.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat, Hendy Jatnika menuturkan, akibat kekeringan tersebut lahan pesawahan padi seluas 1.682 hektare pun mengalami puso. Lahan puso pada musim kemarau ini, tersebar di 12 kabupaten/kota dengan jumlah yang bervariasi.
Jumlah puso paling banyak terjadi di Kabupaten Kuningan yakni seluas 654 hektare. Sedangkan daerah lainnya seperti di Kabupaten Sukabumi 330 hektare, Garut 202 hektare, Cirebon 150 hektare, dan Cianjur 140 hektare.
"Selain musim kemarau, puso juga terjadi karena adanya sejumlah irigasi yang rusak," ujar Hendy dalam kegiatan Jabar Punya Informasi (Japri) di Gedung Sate, Selasa (9/7).
1. Lahan yang alami kekeringan meningkat dari tahun lalu
Menurut Hendy, tahun ini lahan yang mengalami puso mengalami peningkatan dibanding 2018. Saat itu, jumlah pusonya mencapai 2-3 persen dari total lahan persawahan yang ada.
Peningkatan ini juga dikarenakan banyak areal irigasi yang rusak dan membuat pengairan tidak maksimal. "Akibat irigasi rusak, retak-retak. Jadi pengaliran airnya enggak terlalu jauh," katanya.
Hendy menyebut, fuso mayoritas terjadi karena daerah persawahannya yang tadah hujan sehingga sudah dua bulan berturut-turut tidak terairi. Meski demikian, dia optimistis jumlah puso di wilayahnya tidak akan bertambah karena sudah tidak ada lagi petani yang menanam padi.
Saat ini pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak lain untuk memaksimalkan pertanian agar area sawah yang ada tetap terairi air. Salah satunya, dengan melakukan pompanisasi pada sawah-sawah yang lokasinya cukup jauh dari irigasi. Tak hanya itu, pihaknya pun mengaku sudah berkoordinasi dengan TNI dan pihak-pihak terkait lainnya untuk mengatur pembagian air dari irigasi.
"TNI turun untuk pengamanan air irigasi, agar petani mendapat air yang merata. Jangan salah, pemerataan irigasi saat musim kering ini rawan," katanya.
Baca Juga: Puncak Kekeringan di Jabar Akan Terjadi pada Agustus
Baca Juga: Musim Kemarau, BMKG Prediksi 8 Daerah di Jawa Barat Alami Kekeringan
Baca Juga: Musim Kemarau, Ini Strategi Kementan Cegah Lahan Gagal Panen