TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Menperin Agus Gumiwang Minta Alat Pertanian Sederhana Tidak Lagi Impor

Teknologi di Indonesia sudah bisa membuatnya

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang. IDN Times/Debbie Sutrisno

Bandung, IDN Times - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang meminta pelaku industri kecil menengah (IKM) bisa memproduksi alat pertanian sederhana untuk dipakai para petani di Indonesia. Peralatan sederhana itu bisa dimulai dari cangkul, garpu garukan, atau celurit.

Hal ini disampaikan usai Agus meninjau Balai Besar Barang dan Bahan Teknik (B4T) dan Balai Besar Logam dan Mesin (BBLM) di Kota Bandung. Menurutnya, kehadiran kedua balai ini seharusnya bisa dimanfaatkan IKM untuk memproduksi produk termasuk di sektor pertanian yang aman digunakan masyarakat.

"Saya tadi lihat juga di mana kita bisa dan seharusnya sudah sampai ke peralatan dasar (pertanian). Kaya cangkul seharusnya bisa dibuat di dalam negeri oleh IKM yang memproduksinya," ujar Agus, Jumat (8/10/2021).

1. Teknologi di Indonesia sudah bisa membuat alat tersebut

Ilustrasi pelaku UMKM cangkul (ANTARA FOTO/Anies Efzudin)

Dengan teknologi yang tidak sulit seperti membuat alat pertanian besar, Agus meminta pelaku industri di dalam negeri bisa memproduksi alat pertanian sederhana tersebut. Dia menilai sejauh ini banyak industri yang bisa melakukannya, hanya saja kemauannya masih kurang.

"Ini semua tidak ada lagi alasan untuk dapatkan (alat pertanian) dari impor karena bisa dirproduksi dengan teknologi sederhana. Jadi tidak ada alasan impor," ungkap Agus.

2. Manfaatkan skema KUR untuk beli alat pertanian

Indonesia.go.id

Agus mengatakan, pemerintah saat ini sedang menggenjot produksi pangan dalam negeri. Selama ini Indonesia masih melakukan impor sejumlah makanan yang harusnya bisa diproduksi oleh petani lokal.

Dengan alat pertanian yang lebih mudah dijangkau, diharapkan para petani tidak lagi kesulitan untuk memproduksi berbagai macam produk tani. Jika ada alat yang harganya cukup mahal, maka petani bisa membelinya menggunakan skema kredit usaha rakyat (KUR).

"Ketahanan pangan ini jadi fokus. Dan program KUR bisa disenergikan dengan IKM sebagai produsen alat pertanian," ujar Agus.

Berita Terkini Lainnya