Makanan Minang Kian Mendunia Berkat Produk Restu Mande dari Bandung
Yuk cicipi rendang dalam kemasan ini
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times - Rendang yang merupakan makanan khas dari Minang sudah dinobatkan sebagai salah satu makanan terenak di dunia. Masakan dengan bahan utama daging yang diolah dengan bumbu rempah-rempah ini pun sudah menjadi seluruh kalangan masyarakat di Indonesia.
Namun, di tangan Nenden Rospiani, rendang dan masakan Minang tidak hanya bisa dinikmati di dalam negeri semata, tapi sudah dicicipi banyak masyarakat dunia. Melalui produk Restu Mande, Nenden berhasil mengolah berbagai masakan khas Minang yang sudah diekspor ke berbagai negara.
Dia bercerita, usaha membuat makanan khas Minang berawal ketika dia dan suaminya mendirikan warung makan Padang pada 2004 di sekitar Jalan Katamso, Kota Bandung. Lambat laun banyak orang yang menyukai masakannya dan meminta agar rendang dari rumah makan ini bisa dibawah jauh dalam beberapa hari perjalanan.
Akhirnya pada 2011 Nenden mampu membuat rendang dalam bentuk kemasan yang tahan lama. Dalam sebuah acara, dia mendapat informasi bahwa produk makanan bisa lebih lama ketika disimpan dengan teknik tertentu. Dari situ, Nenden kemudian mempelajari tekniknya hingga produk dari Restu Mande bisa bertahan 6 hingga 12 bulan dalam suhu ruangan.
"Kita ingin bagaimana Restu Mande ini dipasarkan ke luar negeri. Ini produk dari Indonesia bisa dijangkau dan dijual khususnya orang Indonesia yang ada di luar negeri," ujar Nenden saat berbincang dengan IDN Times beberapa waktu lalu.
Untuk penjualan di dalam negeri, mulai dari 2011 Restu Mande sudah coba masuk ke supermarket. Meski sempat ada penolakan, tapi dari 2016 hingga sekarang setidaknya 40 gerai supermarket di Bandung dan Jakarta yang sudah menjajakan produknya.
1. Perluas pangsa pasar dengan sertifikasi dan giat ikut pameran
Nenden menuturkan, keinginan untuk mendapatkan pengakuan dalam bentuk sertifikasi berawal ketika dia dan suami kerap mengikuti berbagai pameran UMKM. Dalam sebuah acara, dia mendapat informasi bahwa produk makanan bisa lebih lama ketika disimpan dengan teknik tertentu.
Dari situ, Nenden kemudian mempelajari tekniknya hingga produk dari Restu Mande bisa bertahan 6 hingga 12 bulan dalam suhu ruangan. Karena ingin menjual produk makanannya secara aman ketika berada di tangan konsumen, Nenden pun kemudian coba mengembangkan sayap dengan melakukan sertifikasi mulai dari BPOM, kehalalan dari MUI, sertifikat GMP (Good Manufactering, Practice), HACCP (Hazard Analysis CriticalControl Point), hingga saat ini sedang mempersiapkan untuk mendapat sertifikat SNI.
Menurutnya, untuk mendapatkan sertifikasi memang tidak mudah dan membutuhkan usaha keras. Demi mendapat satu sertifikasi dari BPOM saja, misalnya, Nenden bisa menghabiskan uang Rp8 juta. Meski demikian, dia yakin sertifikasi produk tetap penting agar UMKM bisa maju.
"Kalau tidak ada standarisasi bagaimana kita (UMKM) mau naik kelas," kata dia.
Dengan produk yang memiliki sertifikat resmi, Restu Mande mampu melakukan ekspor. Saat ini masyarakat di beberapa negara Eropa, Asia, dan Australia sudah bisa merasakan produk dari Restu Mande. Meski jumlahnya belum banyak, tapi penjualan ke luar negeri menjadi sebuah kebanggaan bagi Nenden bahwa produk dari Indonesia bisa diterima di negeri orang.
Pada 2015 barulah produk tersebut dipasarkan melalui market place, sehingga perkembangannya lebih cepat lagi. Hal ini membuat Restu Mande menjajal pasar Papua Nugini, Qatar, Australia, Singapura, Dubai, Amerika Serikat. Kemudian, Hongkong, Filipina, Norwegia, Perancis hingga Kongo di Benua Afrika. Produk utamanya adalah aneka rendang dan macam-macam masakan balado.
Baca Juga: 5 Perbedaan Rendang Darek dan Rendang Pasisia yang Perlu Kamu Pahami
Baca Juga: 8 Perusahaan Indonesia Masuk Forbes, Ada BRI hingga Maskapai Garuda