DPRD Jabar Harap Rumah Isolasi Pasien COVID-19 Ada di Tingkat Desa
Angka keterisian tempat tidur COVID-19 di Jabar mulai turun
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times - Tingkat keterisian tempat tidur (BOR) pasien COVID-19 di rumah sakit Jawa Barat (Jabar) menurun seiring dengan pengoperasian rumah sakit darurat di sejumlah daerah. Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan, saat ini okupansi rumah sakit rujukan COVID-19 se-Jabar berada di angka 70 persen dari sebelumnya di angka 80 persen.
Meski demikian, tingkat BOR di angka 70 persen itu masih melebihi batas standar yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yakni 60 persen.
Anggota Komisi V DPRD Jawa Barat Abdul Hadi Wijaya mengapresiasi langkah pemerintah untuk mengaktivasi rumah sakit darurat tersebut. Walau demikian, ia berharap rumah isolasi bagi pasien yang terpapar virus Corona juga bisa disiapkan di tingkat desa atau kelurahan.
"Saya baca (rumah sakit darurat) di Hegarmanah Secapa AD, kemudian di Bogor juga sudah ada, ini mohon diperbanyak sehingga rumah sakit ini tidak dalam keadaan tertekan," kata Abdul Hadi, Rabu (27/1/2021).
1. Tempat isolasi di desa untuk pasien OTG COVID-19
Pendirian rumah isolasi mandiri di desa dan kelurahan juga bisa dilakukan untuk orang yang tidak bergejala (OTG) COVID-19, agar mereka bisa langsung ditangani. Khususnya bagi masyarakat yang rumahnya tidak cukup luas sehingga bisa tertampung, tidak menularkan dan tidak tertulari.
Bahkan, fasilitas isolasi mandiri pun bisa memungkinkan untuk dilaksanakan sampai ke tingkat RT dan RW dengan menggunakan fasilitas seperti gedung sekolah, GOR atau balai desa. "Kalau satu desa saja bisa menampung sepuluh sampai dua puluh orang bisa terbantu," ujarnya.