TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Cerita Lena, Pilih Jadi Gamers Usai di-PHK saat Pandemik COVID-19

Jadi pemain game sekarang bisa hasilkan uang banyak

IDN Times/Debbie Sutrisno

Bandung, IDN Times - Wabah Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) atau disebut juga COVID-19 yang melanda sejak 2020 memberi dampak cukup dalam pada perekonomian Indonesia. Pergerakan masyarakat yang dibatasi membuat banyak lini usaha lesu. Alhasil pemutusan hubungan kerja (PHK) terjadi di mana-mana merambah banyak sektor.

Pemutusan hubungan kerja ini jugalah yang dialami Millena Nuriel Zaakya. Bekerja di sebuah kafe di Kota Bandung, Lena, panggilan akrabnya, harus menelan pil pahit usai diberhentikan secara sepihak oleh manajemen kafe tersebut.

Dia menceritakan, pemberhentian yang dilakukan kantor hanya sebulan usai dia menjadi seorang karyawan. Pandemik COVID-19 yang mengharuskan pemerintah kota Bandung melakukan pembatasan sosial bersala besar (PSBB) pertama kali membuat seluruh karyawan dirumahkan sementara. Hanya pekerja dibagian dapur dan bersih-bersih saja yang masih masuk. Itupun tidak setiap hari.

Bos Lena menyebut, pihak manajemen kafe akan memberi kabar lebih lanjut mengenai kemungkinan mempekerjakan kembali para karyawan selama pandemik. Sayangnya, setelah ditunggu berminggu-minggu tidak ada kabar baik. Bahkan kabar buruk yang diterima sejumlah karyawan, termasuk Lena.

"Bos bilang, Lena cari kerjaan lain aja. Itu setelah dua minggu ga ada kabar. Jadi ga bisa diteruskan," ujar Lena saat berbincang dengan IDN Times, Jumat (12/3/2021).

1. Sempat stres karena cicilan harus tetap jalan

Ilustrasi stres karena kerjaan. Pexels.com/Andrea Piacquadio

Stres? Itu yang Lena rasakan setelah mendapat kepastian tidak akan dipekerjakan kembali. Bagaimana tidak. Lena saat itu masih harus membayar cicilan sana-sini, termasuk sepeda motor yang digunakannya untuk bekerja.

Belum lagi bayar sewa kosan. Semuanya tidak bisa ditunda meski dia terdampak PHK karena pandemik COVID-19.

Tak patah arang, Lena pun coba peruntungan lain. Awal-awal dia coba berjualan makanan kecil yang ditawarkan kepada teman-temannya. Dia juga merambah usaha penjualan tas yang diimpor dari sejumlah negara. Namun, usahanya tersebut masih nihil.

"Jualan makanan juga ga gampang. Terus tas yang impor itu jadi susah masuk pas corona. Belum lagi minat orang beli barang susah pas gini (pandemik). Mereka lebih mikirin perut kan, ke makanan," ungkap Lena.

2. Mencari pekerjaan di kala pandemik tidak mudah

Ilustrasi PHK (IDN Times/Arief Rahmat)

Setelah gagal berwirausaha kecil-kecil, Lena pun memutuskan untuk coba mencari pekerjaan kantoran lagi. Perempuan 21 tahun ini mengirimkan banyak lamaran mulai dari perkantoran hingga pertokoan. Pikirnya, apapun pekerjaan yang didapat akan coba dilakukan demi memenuhi kebutuhan sehari-hari, termasuk bayar cicilan.

Sebuh toko plastik sempat menerima lamarannya. Sayang, apa yang harus dikerjakan Lena tidak sesuai dengan informasi awal lamaran tersebut.

Terbiasa mengerjakan urusan administrasi, Lena justru diminta menjadi bagian pengepakan plastik hingga marketing.

"Karena kerjaannya tidak sesuai informasi, terus gajinya juga kecil, setelah dipikir-pikir mending ga diambil. Ongkos jalan sama gaji pas-pasan banget," kata dia.

Baca Juga: Gamers Biasa Tamatkan 5 Game Ini Secepat Mungkin, Kamu?

3. Beralih menjadi gamers adalan jalan ninjaku

IDN Times/Debbie Sutrisno

Setelah mencoba berbagai cara untuk mendapat penghasilan yang cukup, Lena akhirnya melabuhkan pilihan untuk menjadi seorang gamers (pemain game). Jalan ini tidak sembarang dia pilih. Sebab, sejak duduk di bangku sekolah menengah atas (SMA), Lena sudah aktif bermain. Bahkan dia juga sering menjadi caster atau komentator turnamen game onine.

Mulai Mei 2020, Lena coba mengatur konten game yang dia mainkan. Memanfaatkan platform Nimo TV, Lena terjun menjadi gamers perempuan yang bermain secara Solo.

"Sekarang kan orang ke luar rumah sudah jarang. Mereka butuh hiburan, dan kebutuannya ada di dunia digital. Yaudah sekarang saya coba terjun lagi dalam game online, menjadi gamers," papar Lena.

Menggunakan akun nama Mayli Abigail, Lena sekarang fokus bermain game online Mobile Legend. Pilhan tersebut jatuh karena semakin banyak anak muda memanikan game ini. Hanya bermodal handphone, setiap orang sekarang bisa memainkannya.

Hingga Juni 2020, pengikut akun Mayli Abigail hanya 200 orang. Kondisi yang jauh dari kata bagus untuk seukuran gamers solo yang bermain secara streaming. Namun, Lena optimistis bahwa dengan manajemen yang baik dia bisa meraup untung dari bermain game online tersebut.

4. Mulai menuai hasil pada 2021

IDN Times/Debbie Sutrisno

Dengan manajemen yang lebih baik dan membuat konten lebih seru dalam interaksi bersama para pengikutnya. Akun Mayli Abigail per Maret 2021 sudah berhasil mendapat 3.400 pengikut.

Lena pun memastikan pengikut akunnya bukan bot atau palsu, melainkan pengikut organik yang memang sering digunakan pemain lainnya. Dengan banyaknya pengikut, maka semakin bertambah juga penghasilan Lena. Ini didapat mulai dari iklan, lelang hadiah (give away), hingga mereka yang kerap memberi uang kepada Lena lewat platform saweria.

"Sekarang kalau konsisten bisa dapat Rp3 juta sampai Rp5 juta per bulan," ungkap dia. Nominal itu jelas lebih tinggi ketika dia bekerja di kafe sebelumnya.

Lena pun menargetkan bisa menjaring lebih banyak pengikut di akunnya. Dia berharap bisa mendapat lebih banyak pemasukan sehingga bisa membeli sejumlah barang dalam menunjang aktivitasnya bermain game online.

Tak hanya sekedar mendapat uang, Lena pun sekarang sudah mulai dilirik manajemen pemain game online dari Nimo TB maupun tim e-sport dari beberapa kota. Namun tawaran ini belum ada yang diaminin Lena. Berbagai persyaratan yang dianggap tidak masuk akal membuatnya masih memilih bermain game online secara solo.

Baca Juga: Gamers, Catat! Ini Tips Hemat saat Kamu Main Game Online

Baca Juga: 9 Pesona Lidiawaty, Gamers dan Seleb TikTok yang Bikin Gemas

Berita Terkini Lainnya