TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Cari Sebaran COVID-19, Jabar Butuh 200 Ribu RDT untuk Tes Cepat Warga

Adakah pihak yang mau menyumbang alat rapid test?

Petugas medis menunjukkan sampel darah saat rapid test atau pemeriksaan cepat COVID-19 di DPP Golkar, Slipi, Jakarta, Selasa (7/4/2020). Partai Golkar menyelenggarakan rapid test COVID-19 secara gratis bagi wartawan, kader, dan masyarakat guna memastikan kesehatan dan mengantisipasi penyebaran COVID-19. ANTARA FOTO/Didik Setiawan

Bandung, IDN Times - Pemerintah Provinsi Jawa Barat terus mencari sebaran penularan virus corona atau COVID-19 di wilayahnya. Salah satu cara adalah dengan melakukan rapid test atau tes cepat virus corona dengan membagikan 63 ribu alat Rapid Diagnostic Test (RDT) ke-27 kabupaten-kota di Jabar.

Namun, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berharap pemerintah bisa menambah RDT untuk Provinsi Jawa Barat sebanyak 200 ribu alat agar pengecekan sebaran COVID-19 bisa berjalan maksimal.

Emil mengungkapkan, saat ini Jabar sudah melaksanakan tes cepat virus corona di 27 kabupaten-kota dengan memanfaatkan 63 ribu rapid test yang diberikan pemerintah pusat. Tetapi, kebutuhan itu dinilai kurang untuk jumlah penduduk Jabar yang mencapai 50 juta jiwa. 

"Untuk itu, Jabar minimal melakukan tes (terhadap) 300 ribu penduduk," ucap Emil, saat mengikuti Rapat Terbatas Koordinasi Lintas Provinsi bersama Wakil Presiden Republik Indonesia via video conference, di Gedung Pakuan, Selasa (7/4).

1. Baru 63 ribu alat rapid test yang dikirim ke daerah

Dok.Humas Jabar

Hingga kini, Dinas Kesehatan Jabar telah mengirimkan 63 ribu alat Rapid Diagnostic Test (RDT) ke pemda 27 kabupaten/kota, instansi pemerintah, rumah sakit, hingga institusi pendidikan. Selain itu, Pemprov Jabar terus berupaya memaksimalkan pemetaan persebaran COVID-19 dengan membeli 20 ribu reagen atau reaktan untuk mendeteksi virus SARS-CoV-2 penyebab penyakit COVID-19.

Nantinya, reagen untuk melakukan metode Polymerase Chain Reaction di laboratorium terhadap sampel berupa swab dari hidung, mulut, maupun tenggorokan itu ditujukan untuk memastikan orang-orang yang positif COVID-19 dari hasil rapid test.

"Kami beli 20 ribu PCR dari Korea Selatan. Kapasitas Jabar dari (mengetes) 100-an sampel swab sehari, bisa ditingkatkan empat kali lipat jadi 400 sampel per hari di Labkesda (Laboratorium Kesehatan Provinsi Jabar)," tutur Emil.

2. Rapid test sasar zona pendidikan

Dok.IDN Times/Istimewa

Emil mengatakan, pihaknya tengah mengupayakan percepatan penanganan COVID-19 akan melakukan tes cepat masif dengan menyasar zona pendidikan yang merupakan klaster baru. Dari tes masif yang sudah dilaksanakan hingga saat ini ditemukan pola baru, yakni ditemukannya kasus positif COVID-19 di zona pendidikan.

Dengan demikian tes cepat perlu lebih masif dilakukan di lingkungan pendidikan, terutama pendidikan berasrama, di antaranya pesantren.

“Di Jabar banyak pesantren. Mohon izin kepada ulama dan kiai, dalam minggu ini tes masif akan dilakukan juga di pesantren-pesantren. Semoga tidak ada kasus positif,” paparnya

Baca Juga: 16.600 Rapid Test COVID-19 Terdistribusi: 6.263 Terpakai, 145 Positif

Baca Juga: Jalani Rapid Test, Tiga Praja Putri IPDN Jatinangor Diminta Karantina

Berita Terkini Lainnya