TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5.191 Anak-anak di Jabar Tepapar COVID-19

Ingatkan terus anak kita agar terapkan protokol kesehatan

Ilustrasi anak-anak (IDN Times/Ayu Afria)

Bandung, IDN Times - Kasus baru COVID-19 terus bertambah, tak terkecuali di Provinsi Jawa Barat. Anak-anak yang terpapar pun angkanya masih terus meningkat setiap harinya.

Berdasarkan data laman Pikobar.jabarprov.go.id per Sabtu (7/11/2020), setidaknya sudah ada 5.191 anak yang berusia 0-18 tahun terpapar COVID-19. Bahkan, tak sedikit mereka yang merupakan balita ikut terpapar.

Data data Pikobar, terdapat 2.184 anak laki-laki dengan rentang usia 6-18 tahun (usia sekolah) yang terpapar virus corona. Sedangkan anak perempuan di rentang usia itu ada 1.847.

1. 222 balita jadi korban keterpaparan virus corona

Ilustrasi Posyandu. ANTARA FOTO/Maulana Surya

Kemudian, anak laki-laki usia 5-6 tahun (pra sekolah) yang terpapar virus ini ada 97, sementara perempuan ada 94. Untuk balita yang rentang usianya 1-5 tahun ada sekitar 747 orang dengan rincian 413 merupakan laki-lakidan 334 perempuan.

Untuk anak bayi yang usianya 0-1 tahun, terdapat 108 dari laki-laki dan 114 perempuan. Dari data laman ini, diketahui ada satu bayi dengan jenis kelamin laki-laki yang meninggal dunia.

2. Perketat protokol kesehatan pada anak karena mereka bukan yang utama mendapat vaksin COVID-19

Ilustrasi Vaksin (IDN Times/Arief Rahmat)

Anak-anak harus mendapat perhatian dari para orang tua di tengah pandemik yang belum juga reda. Musababnya, mereka tidak masuk dalam kategori prioritas penerima vaksin COVID-19.

Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengatakan, pemberian vaksin COVID-19 hanya akan diberikan kepada warga usia 18 sampai 59 tahun, dan tidak kepada warga di luar kelompok usia itu dan yang memiliki penyakit penyerta atau komorbid.

“Karena kita jangan lupa, memberikan sesuatu itu tujuannya adalah kemaslahatan umat, jadi otomatis kita mengikuti kalau itu yang ada sekarang 18-59 tahun dengan tanpa komorbid. Kita ikuti nanti dengan perkembangan vaksin kan terus berkembang,” kata Terawan beberapa waktu lalu

3. Bukan berarti usia 0-17 tahun dan lansia diabaikan

pengujian klinis tahap III vaksin COVID-19 produksi Sinovac (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)

Kendati demikian, kata Terawan, bukan berarti kelompok usia 0-17 tahun dan di atas 60 tahun serta warga yang memiliki penyakit komorbid diabaikan. Dia memastikan, Kementerian Kesehatan akan berupaya agar vaksin bisa dipakai semua kalangan.

“Mungkin nanti juga ditemukan vaksin yang bisa diberikan untuk anak-anak maupun lansia,” kata dia.

Baca Juga: Satgas COVID-19 Sebut Masih Banyak Warga Tak Percaya COVID-19

Baca Juga: Dianggap Berhasil Atasi Wabah Corona, Terawan Dapat Apresiasi WHO

Berita Terkini Lainnya