TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Permintaan Naik, 6 Komoditas Pertanian Jabar Ini Laris di Pasar Ekspor

Ekonomi pertanian diklaim tak pernah mati meski pandemi

IDN Times/Bagus F

Bandung Barat, IDN Times - Enam komoditas pertanian asal Provinsi Jawa Barat (Jabar) sedang menjadi incaran pasar ekspor. Enam komoditas itu yakni teh, kopi, jeruk purut, sayuran, vaksin dan sarang burung walet.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, enam komoditas pertanian tersebut tengah mengalami kenaikan permintaan di pasar ekspor. Kenaikan itu tercatat sejak Januari hingga pertengahan Juni 2020 dibandingkan periode yang sama di tahun lalu.

"Kita buktikan lagi yang tidak terganggu oleh pandemi COVID, yang ekspor nya juga tetap jalan adalah pertanian," kata Syahrul di Lembang, Bandung Barat, Selasa (16/6).

1. Komoditas pertanian yang diekspor senilai Rp15,4 milyar

IDN Times/Bagus F

Syahrul menyebutkan, beberapa phytosanitary certificate komoditas pertanian asal Jawa Barat yang akan diekspor ke mancanegara yakni senilai Rp15,4 milyar.

Menurutnya, ekspor itu bagi pemerintah merupakan sebuah kebanggaan negara, sementara bagi masyarakat adalah sebuah berkah, berkah bagi petani dan pelaku agribisnis serta masyarakat sekitar yang hidup dari sektor pertanian.

"Seperti jeruk purut, dipasar domestik harganya sekitar 50 ribu per kilogram, nah di Eropa harganya sekitar 130 ribu, ini kan bagus, ada nilai tambah lebih, apa lagi kalau bisa diolah misalkan, saya yakin kita bisa,” ujarnya.

2. Kaktus juga tak kalah tinggi permintaan ekspornya

Unsplash/Giuseppe Mondì

Selain enam komoditas di atas, Kaktus atau anggota tumbuhan berbunga famili Cactaceae juga memiliki permintaan yang tak kalah tinggi dari enam komoditas pertanian.

"Ada lagi yang lebih hebat. Tanaman hias yang digarap anak muda dilahan pekarangan menjadi komoditas sekarang sudah di ekspor hasilnya sekitar 80 hingga 200 juta pengakuannya dalam sebulan," ucap Syahrul.

3. Hasil pertanian wilayah tropis diminati berbagai negara

IDN Times/Bagus F

Menurutnya semua negara membutuhkan tanaman dari daerah tropis sehingga saat ini ekspor komoditas pertanian masih sangat ditunggu, karena komoditas seperti sayur, buah-buahan atau komoditas lainnya sangat dibutuhkan.

"Kita masih bisa ekspor ke berbagai negara itu berarti komoditas kita dibutuhkan baik sayur, buah-buahan atau komoditas lainnya," sebutnya.

4. Petani lokal asal Lembang bisa suplai sampai 6 ton sayur per bulan

Petani sayur (Dok.IDN Times/Istimewa)

Ketua kelompok tani dari desa Sunten Jaya, Jajat mengaku, dirinya dan 30 petani desanya telah bermitra sejak tahun 2018. Komoditas pertanian seperti letucce dan buncis kenya dibudidayakan dengan bimbingan teknis dan mutu ekspor dari Karantina Pertanian dan eksportir.

"Saat ini kami bisa mensuplai 6 ton per bulan untuk diekspor melalui eksportir ke Singapura dan Brunei Darusalam," kata Jajat.

"Ini skema kerjasama yang harus kita dorong dan tularkan di sentra pertanian lain. Masyarakat bisa jadi bagian tindak lanjut dari gerakan Pangan Pekarangan Lestari (P2L), tidak hanya untuk kebutuhan sendiri bahkan bisa diekspor," harapnya.

Berita Terkini Lainnya