TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ada Ibu Bunuh Anak, Sonya Fatmala: Jangan Sepelekan Kesehatan Mental 

Sonya Fatmala ingatkan kesehatan mental untuk para ibu

Sonya Fatmala. (IDN Times/Bagus F)

Bandung Barat, IDN Times ini - Kasus kekerasan anak tengah marak menjadi sorotan belakangan ini. Terbaru, seorang ibu di Kabupaten Brebes tega menganiaya anak kandungnya hingga meninggal dunia.

Ibu tersebut diduga depresi atas tekanan ekonomi. Ia khawatir anaknya bakal hidup susah seperti orangtuanya. Alasan ia membunuh sang anak pun menjadi sorotan atas kesehatan mental yang diderita sang ibu.

Kasus serupa juga dialami oleh satu keluarga di Kabupaten Bandung Barat (KBB). Belum lama ini, seorang nenek di Kampung Celak Kidul RT 03/08, Desa Celak, Kecamatan Gununghalu, KBB menghabisi nyawa suaminya sendiri dengan senjata tajam.

Nenek tersebut diduga mengalami depresi atas tekanan ekonomi. Setelah membunuh suaminya, nenek itu berusaha bunuh diri, meski akhirnya aksi itu digagalkan sang anak.

1. Berikan wadah bagi tetangga yang depresi

Ilustrasi Perdagangan Perempuan (IDN Times/Mardya Shakti)

Dua kasus kekerasan dalam keluarga ini selalu dimotori oleh kesehatan mental yang tidak stabil. Oleh karenanya, sebagai makhluk sosial, masyarakat tidak bisa menyepelekan sekecil apapun persoalan kesehatan mental.

"Untuk itu sekarang kita harus lebih menghargai terkait dengan kesehatan mental dan tidak boleh menyepelekan," ujar Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Bandung Barat, Sonya Fatmala, Selasa (22/3/2022).

"Jadi misalnya ada temuan tetangga atau saudara yang memang memerlukan pertolongan terkait dengan depresi, bunuh diri, atau sesuatu hal yang mungkin dia pendam itu harus betul-betul kita memberikan wadah yang tepat," imbuhnya.

2. Jangan malu cek kesehatan mental ke psikolog

instagram.com/hengkykurniawan

Sonya menyebutkan, kesehatan mental akhir-akhir ini menjadi persoalan yang selalu menjadi perbincangan. Konsultasi ke psikolog maupun psikiater bukanlah aib, melainkan upaya diri untuk menjaga kesehatan mental.

"Anak-anak remaja saja anak SMP atau SD putus cinta saja tuh sudah ada niat ingin bunuh diri, jadi makanya terkait dengan kesehatan mental ini kita harus bisa hadapi dengan sebaik mungkin," kata Sonya.

3. Siapkan gerakan hadapi persoalan kesehatan mental

instagram.com/sonyafatmala

Untuk itu, Sonya merancang program untuk mewadahi persoalan mental. Bersama Dinas  Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Bandung Barat, Sonya menggagas program berkait kesehatan mental dan gerakan perlindungan perempuan dan anak. Gerakan tersebut dinamai Geprak.

Gerakan ini sengaja digagas untuk menghindari kasus-kasus kekerasan dalam rumah tangga, kekerasan perempuan, kekerasan anak, dan kekerasan dalam keluarga yang selalu dipicu oleh kesehatan mental.

"Sekarang kami sedang kaji lagi kami akan berkolaborasi dengan psikolog anak dan dewasa juga. Yang mana ini mudah-mudahan menjadi salah satu upaya kami bagaimana caranya kami bisa mewadahi para korban yang terjadi di KBB dan juga akhirnya bisa menekan angka-angka kekerasan seksual di KBB," tutur Sonya.

Berita Terkini Lainnya